The Mandalika, 5 Mei 2021 - PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), BUMN pengembang dan pengelola kawasan pariwisata The Nusa Dua, Bali dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Mandalika/The Mandalika, Lombok, NTB, melalui SBU The Mandalika telah menyelesaikan program vaksinasi COVID-19 bagi para pelaku pariwisata dan pekerja proyek di kawasan The Mandalika. Sebanyak 1.200 orang pelaku pariwisata dan pekerja proyek di Kawasan The Mandalika tuntas menerima vaksinasi COVID-19 tahap (dosis) kedua, yang berlangsung pada tanggal 28 - 30 April dan 4 Mei 2021. Vaksinasi COVID-19 tahap (dosis) pertama sendiri telah dilakukan pada tanggal 30 Maret – 1 April 2021. Peserta vaksinasi di The Mandalika tersebut terdiri dari tenaga kerja perhotelan, pegawai ITDC, tenaga keamanan dan kebersihan kawasan, tenaga proyek, BASARNAS serta pegawai SPBU The Mandalika. Kegiatan vaksinasi bagi pekerja pariwisata di The Mandalika ini diselenggarakan oleh ITDC bekerjasama dengan Dinas Pariwisata NTB, Dinas Kesehatan NTB, Puskesmas Kuta serta Mandalika Hotel Association (MHA).Managing Director The Mandalika Bram Subiandoro menyampaikan, “Melalui vaksinasi pelaku pariwisata dan pekerja proyek di wilayah kami ini, kami mendukung program pemerintah dalam pengendalian penyebaran COVID-19 di Indonesia, khususnya di dalam kawasan pariwisata yang kami kelola. Vaksinasi ini akan membantu melindungi para pekerja dan petugas yang karena pekerjaannya tergolong rentan terhadap penularan virus. Selain itu, melalui vaksinasi dan penerapan protokol CHSE ini kami juga ingin mewujudkan kawasan pariwisata yang aman dan nyaman bagi para calon wisatawan.” Ketua Mandalika Hotel Association (MHA) Samsul Bahri mengungkapkan, “Dengan mengikuti program vaksin ini, saya selaku perwakilan pelaku pariwisata di bidang perhotelan optimis untuk sehat dan bentuk ikhtiar kita dalam melawan COVID-19. Semoga pariwisata di Indonesia khususnya The Mandalika dapat segera pulih."Sementara itu, di tengah pandemi COVID-19 ini, sejumlah pekerjaan konstruksi di kawasan The Mandalika tetap berjalan gunamencapai target yang telah ditentukan. Pekerjaan konstruksi tersebut antara lain pembangunan Jalan Kawasan Khusus (JKK), pembangunan Hotel Pullman Mandalika dan jalan akses menuju area wisata di zona timur kawasan.“Kami memastikan seluruh pekerjaan proyek tersebut dilaksanakan dengan mematuhi dan menjalankan protokol kesehatan yang ketat,” tutup Bram.
Read MoreJakarta. Rabu 28 April 2021 menjadi momen terlaksananya kolaborasi pengelolaan kawasan Kota Tua-Sunda Kelapa melalui terbentuknya Joint Venture (JV) yang dilakukan Jakarta Experience Board/PT Jakarta Tourisindo (JXB), PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau dikenal sebagai Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), dan PT Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek (MITJ).Kolaborasi tiga entitas ditandai dengan penandatanganan dokumen Perjanjian Pokok atau Head of Agreement (HoA) yang dilakukan oleh Direktur Utama JXB Novita Dewi, Direktur Utama ITDC Abdulbar M. Mansoer dan Direktur Utama PT MITJ Tuhiyat.Kolaborasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah (BUMN dan BUMD) dalam merevitalisasi Kota Tua dan Sunda Kelapa melalui joint venture ini bertujuan membangkitkan kawasan Kota Tua-Sunda Kelapa menjadi destinasi wisata kelas dunia. Pembentukan JV sebagai pengelola kawasan juga diharapkan menjadi angin segar bagi percepatan perkembangan kawasan Kota Tua - Sunda Kelapa sebagai destinasi wisata yang ramah pejalan kaki di utara Jakarta.Tidak hanya mendongkrak sektor pariwisata, pengelolaan kawasan juga diharapkan memberi kontribusi dengan menggerakkan roda perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan warga sekitar kawasan Kota Tua-Sunda Kelapa. Salah satu tujuannya yaitu memulihkan sektor pariwisata yang sempat terpuruk selama pandemi Covid-19.Direktur Utama JXB Novita Dewi mendukung langkah kolaborasi antar pusat dan daerah melalui JV ini. JXB menilai kawasan Kota Tua memiliki potensi sebagai kawasan wisata kelas dunia. “Selama ini banyak sekali stakeholders yang terkait dengan Kota Tua, namun tidak ada sistem yang menghubungkan antar stakeholders. Dengan kolaborasi, kita dapat melakukan pengelolaan yang efisien untuk mewujudkan Kota Tua sebagai magnet baru pariwisata Jakarta, bahkan Indonesia,” jelas Novita.Pengelolaan kawasan Kota Tua – Sunda Kelapa ini juga diharapkan dapat menjadi salah satu mesin penggerak ekonomi daerah, meningkatkan nilai ekonomi wilayah dan membangun rasa percaya diri (local pride) masyarakat setempat.“JV ini diharapkan dapat memberikan solusi atas segala permasalahan di Kota Tua dan merupakan suatu langkah konkrit atas banyaknya sikap skeptis bahwa revitalisasi Kota Tua tidak akan pernah selesai,” tambah Novita.Sementara itu sinergi ITDC dalam JV bertujuan mewujudkan Kota Tua-Sunda Kelapa menjadi kawasan pariwisata terpadu yang modern yang tetap mempertahankan nilai heritage dan akan mengokohkan Jakarta sebagai salah satu destinasi pariwisata paling bersejarah di Indonesia. Keterlibatan ITDC sebagai BUMN Pariwisata dalam pengembangan Kota Tua-Sunda Kelapa ini juga merupakan langkah yang tepat mengingat daya tarik di kedua lokasi tersebut berupa bangunan dan fasilitas yang mayoritas merupakan aset milik BUMN seperti Pelabuhan Sunda Kelapa (Pelindo 2), Stasiun Kota/BEOS (KAI), Museum Bank Mandiri (Bank Mandiri), dll.Oleh karena itu, dengan pengalaman yang dimiliki ITDC dalam mengembangkan kawasan pariwisata kelas dunia, diyakini akan mampu memaksimalkan nilai bangunan-bangunan tua milik BUMN di kawasan tersebut menjadi sebuah aset pariwisata sekaligus memberikan nilai tambah untuk dikembangkan menjadi aset properti yang prospektif di kawasan heritage.Melalui pembentukan JV ini juga akan tercipta sebuah ‘super team’ serta sinergi yang kuat dari entitas-entitas yang memiliki rekam jejak dan reputasi yang baik di bidang masing-masing. ITDC yang berpengalaman dalam pengembangan dan pengelolaan kawasan pariwisata kelas dunia akan mendorong tersedianya fasilitas sekelas bintang 5 atau kelas dunia dan JXB yang berpengalaman sebagai operator dan penyelenggara event dapat memastikan terselenggaranya event berskala internasional. Sementara MITJ akan memastikan integrasi transportasi, baik di dalam dan luar kawasan.“ITDC berharap dapat berkontribusi maksimal sesuai penugasannya. Dengan expertise ITDC sebagai pengembang dan pengelola kawasan The Nusa Dua, Bali dan The Mandalika di Lombok, NTB -satu dari 5 Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP), kami berharap dapat mewujudkan pengembangan dan revitalisasi Kota Tua menjadi kawasan pariwisata terintegrasi dengan berbagai fasilitas dan atraksi kelas dunia, yang dikelola secara profesional, sehingga dapat meningkatkan nilai dan potensi pariwisata kawasan dan Jakarta sebagai ibu kota negara,” tambah Direktur Utama ITDC Abdulbar M. Mansoer.Sejalan dengan hal tersebut, PT MITJ selaku eksekutor integrasi berperan aktif mengelola transportasi terintegrasi di kawasan Kota Tua-Sunda Kelapa. Selain aspek integrasi transportasi publik, PT MITJ juga fokus mengembangkan Kawasan berorientasi Transit atau TOD di Kawasan Kota Tua-Sunda Kelapa.Berkaca kepada penataan kota-kota besar di dunia, seperti Amsterdam, Paris, Roma, dan Williamsburg, Virginia maka sudah sepatutnya kawasan Kota Tua dikembangkan, namun tanpa meninggalkan khas Batavia tempo dulu. Kota Tua-Sunda Kelapa juga memiliki potensi menjadi kawasan strategis bila didukung adanya integrasi transportasi publik, pariwisata, wahana edukasi, dan pengembangan properti yang terpadu guna mendorong pertumbuhan ekonomi pada kawasan tersebut.“Dalam aspek pengintegrasian transportasi publik, kawasan ini nantinya akan terhubung melalui stasiun commuterline eksisting yaitu Stasiun Beos (Kota Tua) dan stasiun MRT yang terintegrasi secara underground yang kini telah masuk dalam pembangunan MRT Fase 2A (CP203) yang ditargetkan selesai pada tahun 2027. Ditambah lagi tersedianya jalur BRT Transjakarta kian memudahkan perjalanan bagi warga yang akan berkunjung ke kawasan ini hingga menunjang aksesibilitas kawasan yang tinggi. Kota Tua-Sunda Kelapa juga diproyeksikan menjadi Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN).” ungkap Direktur Utama PT MITJ Tuhiyat.Acara penandatanganan Head of Agreement (HoA) yang berlangsung di area Taman Fatahillah ini turut mengundang Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Direktur Utama PT KAI (Persero) Didiek Hartantyo, dan Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda) William Sabandar.*(tbc)Museum Sejarah Jakarta yang sebelumnya dikenal dengan nama Museum Fatahillah merupakan warisan budaya yang kini telah memasuki usia lebih dari 5 abad. Melalui kolaborasi pengelolaan kawasan Kota Tua - Sunda Kelapa, diharapkan dapat meningkatkan wawasan masyarakat akan keberadaan situs bersejarah yang ikonik ini, serta mampu membawa kawasan Kota Tua - Sunda Kelapa, sekali lagi menjadi “Permata Utara Jakarta”.Dalam revitalisasi Kawasan Kota Tua-Sunda Kelapa, JXB, ITDC dan PT MITJ bertindak sebagai pengelola kawasan. Jakarta Experience Board merupakan BUMD Pemerintah DKI Jakarta yang bergerak di bidang industri pariwisata & perhotelan, ekonomi kreatif dan beutifikasi kota. Sedangkan, PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero), yang biasa disebut sebagai Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) adalah perusahaan milik negara dibawah Kementerian BUMN yang bertugas mengembangkan dan mengelola kompleks pariwisata terintegrasi di Indonesia.Sementara itu, PT MITJ merupakan perusahaan patungan antara PT MRT Jakarta (Perseroda) dan PT KAI (Persero) yang dibentuk sesuai arahan presiden untuk mewujudkan transportasi terintegrasi di wilayah Jabodetabek. Tidak hanya berperan sebagai perusahaan yang memiliki tugas untuk mengeksekusi inisiatif-inisiatif strategis integrasi transportasi di Jabodetabek, PT MITJ juga nantinya akan mengembangkan Kawasan Berorientasi Transit (KBT) atau yang umum dikenal dengan istilah Transit Oriented Development (TOD).
Read MoreNusa Dua, 23 April 2021 – PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero)/ Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), BUMN pengembang dan pengelola destinasi pariwisata The Nusa Dua, Bali dan The Mandalika, NTB, fokus mewujudkan sustainable tourism di setiap destinasi wisata yang dikelolanya melalui penggunaan teknologi dan sumber daya yang ramah lingkungan. Salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan menyediakan moda transportasi rendah polusi dan lebih ramah lingkungan di kawasan The Nusa Dua.Dua moda transporatsi ramah lingkungan yang disediakan tersebut adalah 2-Wheel Electric Vehicle (2WEV) atau motor elektrik dengan baterai dan Electric Vehicle (EV) Smart Mobility Project atau mobil elektrik.Motor elektrik merupakan kerjasama ITDC dengan PT HPP Energy Indonesia (HEIN) yang telah hadir sejak akhir Desember 2020 sejumlah 12 unit di kawasan The Nusa Dua. Untuk tahap awal, uji coba motor elektrik ini dimanfaatkan sebagai kendaraan operasional bagi karyawan dan tenant di Kawasan The Nusa Dua, dengan 2 lokasi Battery Exchanger (BEx) atau anjungan untuk mengganti baterai, yang berada di depan Kantor ITDC serta Kantor Security, Safety and Fire Brigade di dalam kawasan The Nusa Dua.Sementara mobil elektrik adalah kerjasama ITDC dengan PT Toyota – Astra Motor (TAM) yang hadir sejak akhir Maret 2021. Mobil elektrik ini terdiri dari dua jenis kendaraan listrik mode BEV yaitu kendaraan listrik dengan baterai dan satu jenis kendaraan listrik mode PHEV/Plug in Hybrid Electric Vehicle yaitu kendaraan listrik yang memadukan mesin konvensional dan baterai/listrik. Kendaraan listrik BEV tersedia sejumlah 20 unit Toyota COMS yang berkapasitas satu penumpang dan 5 unit Toyota C+pod dengan kapasitas dua penumpang, sedangkan kendaraan listrik PHEV berupa 5 unit Toyota Prius yang berkapasitas empat penumpang. Tiga jenis kendaraan listrik ini telah disiapkan secara khusus untuk melayani kebutuhan wisatawan/pengunjung di Kawasan Pariwisata The Nusa Dua dan didukung dengan penyediaan shelter/station (stasiun) EV Smart Mobility Project yang ditempatkan di depan Central Parkir The Nusa Dua (di depan Bali Collection) dan di area pintu masuk Pulau Peninsula The Nusa Dua.Sebagai bagian dari penerapan green dan renewable energy atau sumber energi terbarukan, Electric Vehicle (EV) Smart MobilityProject dari Toyota juga dilengkapi dengan teknologi panel matahari atau solar panel guna memenuhi kebutuhan stasiun dalam mengisi daya listrik mobil elektrik yang beroperasi. Managing Director The Nusa Dua I Gusti Ngurah Ardita mengatakan, “Kami sangat bangga dapat melakukan kerjasama pemanfaatan kendaraan listrik sebagai transportasi di The Nusa Dua, karena sejalan dengan komitmen kami dalam mengelola kawasan pariwisata berbasis prinsip-prinsip pariwisata berkelanjutan atau Sustainable Tourism. Kami berharap pemanfaatan kendaraan listrik ini dapat menjadikan The Nusa Dua sebagai kawasan percontohan Bali Energi Bersih yang menjadi program Pemerintah Provinsi Bali, serta sebagai wujud dukungan ITDC atas Peraturan Presiden Nomor 55/2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai Untuk Transportasi Jalan.“ Selain itu, guna meningkatkan kenyamanan dan sebagai wujud penerapan protokol kesehatan, seluruh unit mobil elektrik yang disiapkan di The Nusa Dua akan disterilisasi sebelum dan sesudah digunakan. “Kawasan The Nusa Dua merupakan kawasan yang telah tersertifikasi CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability) sehingga setiap kegiatan operasional dalam kawasan selalu menerapkan protokol kesehatan secara konsisten. Sterilisasi unit mobil elektrik yang dilakukan sebelum dan sesudah penggunaan ini merupakan wujud penerapan protokol kesehatan tersebut. Kami ingin menawarkan sebuah pengalaman berkendara dengan mobil elektrik yang tidak saja mudah dan menyenangkan, tapi juga hygiene dan aman dari risiko penularan virus COVID-19,” tambah Ardita. Selain Sertifikasi CHSE bagi kawasan dan 22 tenant di dalam kawasan, penerapan prinsip sustainable tourism di The Nusa Dua sendiri telah dibuktikan melalui berbagai sertifikasi dan penghargaan lainnya. Pada 2019, The Nusa Dua menjadi destinasi pariwisata pertama di Indonesia yang meraih Sertifikat Peringkat Emas Nasional Destinasi Pariwisata Berkelanjutan Indonesia atau Gold Indonesia Sustainable Tourism Certification (Gold ISTC) dari Kementerian Pariwisata. Pada tahun 2018, ITDC melalui The Nusa Dua, juga meraih penghargaan Indonesia Best Urban Sustainable Tourism Award pada ajang 37th ASEAN Tourism Forum (ATF 2018), setelah meraih penghargaan tertinggi Green Platinum (juara umum) pada ajang Indonesia Sustainable Tourism Award (ISTA) ke-1 2017 yang digelar Kementerian Pariwisata. The Nusa Dua juga mendapat penghargaan Super Platinum dan CSR Tri Hita Karana Award karena program serta kepeduliannya menjaga keharmonisan lingkungan selama empat tahun berturut-turut.
Read MoreThe Mandalika, 15 April 2021 - PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), BUMN pengembang dan pengelola kawasan pariwisata The Nusa Dua, Bali dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Mandalika/The Mandalika, Lombok, NTB, telah menyelesaikan pembebasan lahan enclave di wilayah penetapan lokasi (Penlok) 2 Jalan Kawasan Khusus The Mandalika, dengan melakukan pembayaran uang ganti untung (UGU) tahap terakhir atau batch ke-3 atas pengadaan tanah Penlok 2 pada hari ini, Kamis (15/4/2021). Pembayaran UGU batch ke-3 dilakukan kepada 5 warga pemilik lahan enclave untuk 5 bidang tanah seluas 15.053 m2 dengan total nilai sebesar Rp 18,2 Miliar. Kegiatan penyerahan uang ganti untung batch akhir ini dilakukan oleh Staf Ahli Bidang Manajemen Resiko Kemenparekraf Hengky Manurung, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Harry Noor Sukarna, Pemimpin Bidang Pemasaran Bisnis Kantor BNI Cabang Mataram Kadek Yulie Mahendri, dan Direktur Operasi dan Inovasi Bisnis ITDC Arie Prasetyo di Kantor Camat Pujut, Desa Sengkol, Kabupaten Lombok Tengah. Dan disaksikan oleh Kepala BPN Lombok Tengah sebagai Ketua Panitia Pengadaan Tanah H. Lalu Suharli, Kepala Divisi Pelayanan Hukum dan HAM Kanwil Kemenkumham NTB Harniati, Camat Pujut Lalu Sungkul, dan Managing Director The Mandalika Bram Subiandoro.Dengan pembayaran UGU batch ke-3, berarti ITDC telah menyelesaikan proses pembebasan lahan Penlok 2 yang terdiri dari 29 bidang dengan total luas lahan 65.267 m2. Rinciannya, 22 bidang lahan telah diselesaikan pembayaran dalam bentuk tunai langsung/UGU dengan total nilai Rp 66,7 Miliar, 6 bidang lahan seluas 13.182 m2 senilai Rp 18 Miliar telah dilakukan pembayaran melalui skema konsinyasi di PN Praya karena bidang tersebut merupakan harta waris dan masih belum terdapat kesepakatan diantara waris, dan 1 bidang tanah yang merupakan tanah waqaf berupa mushola telah disepakati bersama untuk dilakukan tukar guling dengan lahan yang memiliki luasan dan bangunan di luar HPL ITDC.Pembayaran ganti untung untuk Penlok 2 JKK The Mandalika ini mendapat dukungan pendanaan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI melalui Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) yang terwujud melalui peran serta berbagai lembaga diantaranya, Deputi I Kantor Staf Presiden (KSP) dan Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) dan Kementerian ATR/BPN. Lahan enclave yang termasuk ke dalam Penlok 2 nantinya akan dijadikan lokasi untuk pembangunan Jalan kawasan Khusus beserta fasilitas penunjang penyelenggaraan MotoGP dan WSBK (paddock, pit building, medical centre dan bangunan penunjang lainnya).Staf Ahli Bidang Manajemen Resiko Kemenparekraf Hengky Manurung mengatakan, “Alhamdulillah hari ini adalah tahap akhir dalam pelepasan aset lahan oleh masyarakat yang mereka lakukan secara ikhlas, dan memanfaatkan lahannya untuk kawasan DPSP The Mandalika. Pertemuan ini dilaksanakan hanya beberapa kali dan tidak ada kehadiran dari unsur aparat keamanan, karena semua dilaksanakan dalam proses keikhlasan, tanpa paksaan, dan tidak ada intimidasi sama sekali kepada warga.”Direktur Operasi dan Inovasi Bisnis ITDC Arie Prasetyo menyampaikan, “Kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kerelaan pemilik lahan untuk melepaskan asetnya sehingga penyelesaian pembayaran UGU Penlok 2 ini menjadi salah satu proses penyelesaian lahan tercepat dan minim dispute/keberatan atas nilai yang diterima. Selain itu, pemilik lahan secara sukarela juga berkenan melakukan pembongkaran rumah secara mandiri. Semua ini menunjukkan dukungan dan kesadaran masyarakat serta buah dari pendekatan humanis yang kami lakukan selama proses pembebasan lahan enclave berlangsung.”.Sementara itu, Kepala Divisi Pelayanan Hukum dan HAM Kanwil Kemenkumham NTB Harniati menjelaskan, “Kami berterima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat. Akhirnya, pada hari ini salah satu permasalahan lahan telah selesai di NTB. Sebagaimana tugas kami adalah memfasilitasi masalah HAM, kami berharap hal ini merupakan langkah nyata dari masyarakat untuk mendukung pembangunan Kawasan The Mandalika. Mudah-mudahan kedepannya tidak ada masalah.”.Camat Pujut Lalu Sungkul menambahkan, “Hari ini adalah hari bersejarah bagi kami semua, dimana telah terjadi penyerahan sekitar Rp 85 Miliar yang diberikan kepada warga. Alhamdulillah kegiatan ini dilaksanakan dengan lancar, tanpa paksaan, dan penuh keikhlasan oleh masyarakat Desa Kuta untuk menjalankan mimpi yang telah diidam-idamkan selama 35 tahun lamanya. Kami sampaikan juga terima kasih kepada Kemenparekraf dan ITDC selaku pengelola The Mandalika yang telah bersabar untuk mewujudkan kawasan ini menjadi area pariwisata dan membangun sarana pariwisata high end quality yang merupakan Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP). Kami telah lihat bagaimana masyarakat tengah berbenah untuk secara berangsur pindah dari lokasi sebelumnya untuk memperlancar pembangunan di The Mandalika dan memperoleh manfaatnya”.Salah satu warga penerima ganti untung, Sahnah mengatakan, “Alhamdulillah hari ini sudah selesai pembayaran ganti untung di atas lahan kami. Uang ganti untung ini akan saya manfaatkan untuk investasi pembelian lahan dan membangun hunian yang baru. Melalui pelepasan aset ini, saya mendukung pembangunan di The Mandalika untuk kepentingan negara”.Sementara, Mariane, warga penerima ganti untung lainnya menyampaikan, “Kami melepas aset kami ini sebagai bentuk dukungan kepada pemerintah dalam pengembangan dan pembangunan Kawasan The Mandalika. Pembangunan ini akan memberikan dampak besar yang akan dirasakan oleh kita maupun anak cucu kita nantinya, yang kedepannya kami harapkan bisa menambah taraf hidup masyarakat di The Mandalika dan sekitarnya”.“Kami berharap, masyarakat terus menunjukkan dukungannya terhadap pengembangan The Mandalika sebagai salah satu DPSP. Kami yakin pengembangan kawasan pariwisata The Mandalika akan membawa multiplier effect ekonomi yang besar bagi masyarakat di Pulau Lombok, khususnya kawasan penyangga The Mandalika dan Kabupaten Lombok Tengah, sehingga ke depan akan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tutup Arie.
Read MoreJakarta, 9 April 2021 - Setelah menghadiri TISSOT Grand Prix di Doha, perwakilan dari Fédération Internationale de Motocyclisme (FIM) dan Dorna Sports melakukan inspeksi pra-homologasi di Mandalika International Street Circuit pada Rabu, 7 April 2021. Kunjungan ke Mandalika International Street Circuit dilakukan oleh FIM Grand Prix Safety Officer Franco Uncini, Dorna Race Direction Representative Loris Capirossi dan Dorna Sports Managing Director Carlos Ezpeleta untuk melihat progres pembangunan proyek sirkuit yang terus berlangsung di Pulau Lombok, Indonesia tersebut.Selama proses inspeksi, perwakilan FIM dan Dorna Sports, yang disambut baik oleh Direktur Utama PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesia Tourism Development Corporation/ITDC Abdulbar M. Mansoer dan Chief Executive Officer (CEO) Mandalika Grand Prix Association (MGPA) Ricky Baheramsjah, mengaku terkesan dengan perkembangan proyek Mandalika International Street Circuit serta standar keamanan yang telah diterapkan.Adapun target Mandalika Intenational Street Circuit menjadi tuan rumah kejuaraan dunia World Superbike (WorldSBK), atau disebut secara resmi sebagai FIM MOTUL Superbike, pada 14 November 2021 akan tetap terlaksana. Namun, mengingat masih berlangsungnya pandemi COVID-19, semua pihak sepakat untuk menyelenggarakan ajang pertama FIM MotoGP™️ World Championship Grand Prix atau MotoGP™ di sirkuit ini pada awal musim depan, yaitu pada bulan Maret 2022.Meskipun demikian, apabila MotoGP™ masih bisa mengadakan seri di Asia Tenggara menjelang akhir tahun 2021, tim MotoGP™akan mengupayakan untuk mengadakan tes pra-musim di Mandalika International Street Circuit pada periode tersebut, sebagai persiapan keikutsertaan track Mandalika pada kalender 2022.Menteri Badan Usaha Milik Negera (BUMN) Erick Thohir menyampaikan, “Saya mendukung penuh penyelenggaraan MotoGP di bulan Maret 2022. Hal ini sejalan dengan program percepatan vaksinasi nasional oleh pemerintah Indonesia. Kami ingin menjamin keselamatan seluruh pengunjung baik dari dalam maupun luar negeri.”.Direktur Utama ITDC Abdulbar M. Mansoer mengatakan, “Kami mengucapkan terima kasih atas kunjungan FIM dan Dorna ke The Mandalika dan sangat senang bahwa inspeksi teknis telah berjalan dengan baik sesuai dengan yang mereka harapkan. Dengan adanya kepastian waktu penyelenggaraan, kami memastikan untuk tetap fokus dalam menyelesaikan pembangunan Mandalika International Street Circuit serta memaksimalkan potensi yang akan diperoleh dari event olahraga kelas dunia ini.”.“Kunjungan ke Lombok minggu ini sangat sukses dan kami pastikan bahwa Mandalika International Street Circuit akan menjadi salah satu tempat penyelenggaraan terpenting dalam kalender MotoGP™️ mendatang. Kami juga meyakini bahwa fans olahraga ini di Indonesia akan datang berbondong-bondong dan balapan di The Mandalika akan menjadi salah satu balapan paling ikonik sepanjang musim depan. Indonesia adalah pasar penting bagi Dorna dan juga seluruh stakeholders kejuaraan MotoGP™️,” tutup CEO Dorna Carmelo Ezpeleta.
Read MoreJAKARTA, 5 APRIL 2021 - PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), BUMN pengembang dan pengelola kawasan pariwisata di Indonesia memastikan Penyertaan Modal Negara (PMN) tahun 2020 sebesar Rp500 Milyar dipergunakan untuk mempercepat pembangunan kawasan pariwisata di KEK Mandalika (“The Mandalika”). Dana PMN yang diterima pada Desember 2020 silam ini merupakan bagian dari Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) bagi sektor pariwisata yang terdampak Pandemi Covid-19 serta bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2020.Dana PMN ini akan digunakan ITDC untuk membangun infrastruktur dasar dan fasilitas penunjang di The Mandalika antara lain pekerjaan drainase, pekerjaan tanah, pekerjaan perkerasan non aspal, pekerjaan perkerasan aspal, pekerjaan struktur dan pekerjaan landscape. Secara keseluruhan pembangunan infrastruktur dasar dan fasilitas penunjang di The Mandalika ditargetkan akan berlangsung hingga tahun 2026.Direktur Keuangan dan Strategi ITDC Nugdha Achadie mengatakan, “Kami memastikan penambahan PMN dalam rangka program PEN yang masuk ke dalam modal saham Persero ini, akan digunakan sepenuhnya untuk mendukung pembangunan infrastruktur dasar dan fasilitas penunjang berkelas dunia di The Mandalika. Dengan terbangunnya kawasan pariwisata ini, kami harapkan terjadi peningkatan jumlah lapangan pekerjaan serta pemberdayaan UMKM di kawasan sehingga dapat mempercepat pemulihan ekonomi sektor pariwisata pasca pandemi Covid-19.”.Penggunaan PMN tahun 2020 ini diproyeksikan akan mendukung pemulihan ekonomi paska pandemi Covid-19 khususnya di wilayah Lombok dan sekitarnya melalui sejumlah manfaat langsung, antara lain akan ada penyerapan kurang lebih 300 tenaga kerja dalam periode konstruksi, potensi penyerapan kembali secara bertahap 800 tenaga kerja bidang akomodasi di Kabupaten Lombok Tengah yang sempat dirumahkan, peningkatan occupancy rate hotel selama periode konstruksi, serta penyerapan tenaga kerja non-permanen dan tenaga kerja supporting permanen saat berlangsungnya kegiatan event di The Mandalika. Selain itu, pemanfaatan PMN ini juga akan mendukung pengembangan bisnis UMKM yang nantinya dapat menempati kios UMKM di Bazaar Mandalika, khususnya dalam hal perdagangan bahan mentah.The Mandalika yang memiliki luas kurang lebih 1.175 Ha berlokasi di Kecamatan Pujut, Lombok Tengah, NTB, dibangun sebagai sebuah kawasan pariwisata terintegrasi yang akan memberikan multiplier effect yang signifikan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Lombok Tengah pada khususnya dan NTB pada umumnya. Sejak 2016, saat ITDC memulai percepatan pembangungan The Mandalika, hingga saat ini, telah terbangun infrastruktur jalan dan fasilitas umum dan sosial, diantaranya jalan utama kawasan sepanjang 4 km; Kuta Beach Park berikut beach facilities berupa fasilitas bilas, locker & toilet; Masjid Nurul Bilad dengan kapasitas mencapai 4.000 jamaah; pusat pengawasan area pantai Balawista; Bazaar Mandalika yang terdiri dari 303 unit stall dan Sentra Parkir. Selain itu, masih ada proyek yang saat ini tengah dalam proses pembangunan yaitu Jalan Kawasan Khusus (JKK) yang dapat berfungsi sebagai sirkuit jalanan (street circuit), hotel bintang 5 Pullman Mandalika dan jalan akses menuju wisata daerah Gerupuk pada zona timur kawasan.“Kami mengucapkan terima kasih atas dukungan Pemerintah melalui Kementerian dan Lembaga dalam membantu kebutuhan pendanaan investasi untuk pengembangan The Mandalika ini. Selaku pengembang kawasan pariwisata, kami pastikan pendanaan yang telah kami peroleh ini akan digunakan untuk melakukan percepatan pembangunan kawasan tersebut. Selain itu, kami juga terus melakukan upaya- upaya kreatif untuk memenuhi seluruh kebutuhan pendanaan baik melalui kolaborasi BUMN maupun pendekatan ke lembaga pembiayaan dalam negeri dan luar negeri, sehingga percepatan pembangunan The Mandalika dapat berjalan sesuai rencana, dan manfaat pembangunan dapat segera dinikmati masyarakat,” tutup Nugdha.
Read MoreThe Mandalika, 4 April 2021 - PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) sebagai BUMN pengembang dan pengelola kawasan pariwisata The Nusa Dua, Bali dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Mandalika/The Mandalika, Lombok, NTB, memastikan pekerja pariwisata dan ekonomi kreatif di kawasan pariwisata yang dikelolanya menerima vaksinasi COVID-19 untuk mewujudkan kawasan pariwisata yang aman dan nyaman dalam menyambut pembukaan kembali pariwisata Bali dan sejumlah program quick wins pariwisata di The Mandalika. Hingga saat ini total hampir 10.000 pekerja pariwisata dan ekonomi kreatif di kedua kawasan telah menerima vaksinasi COVID-19 untuk dosis pertama, terdiri dari 8.592 orang di Kawasan The Nusa Dua dan kurang lebih 1.200 orang di Kawasan The Mandalika. Vaksinasi untuk pekerja pariwisata di The Nusa Dua berlangsung 22 – 30 Maret 2021 di Grand Hyatt Bali, Kawasan The Nusa Dua, yang merupakan kerjasama antara ITDC dengan Pemerintah Provinsi Bali dan Kabupaten Badung, Bali Tourism Board, manajemen Grand Hyatt Bali serta BIMC Siloam Nusa Dua. Sementara vaksinasi pekerja pariwisata The Mandalika yang merupakan kerjasama ITDC dengan Dinas Pariwisata NTB, Dinas Kesehatan NTB, Puskesmas Kuta serta Mandalika Hotel Association (MHA), telah berlangsung pada 30 Maret –1 April 2021 di sejumlah lokasi, diantaranya di Bazaar Mandalika dan Kantor ITDC The Mandalika. Mereka yang telah menerima vaksinasi di Kawasan The Nusa Dua terdiri dari karyawan hotel dan fasilitas kawasan The Nusa Dua, petugas keamanan dan kebersihan kawasan, pegawai ITDC, paguyuban pedagang pantai serta tenaga transportasi. Sedangkan peserta vaksinasi di The Mandalika berasal dari tenaga kerja perhotelan, pegawai ITDC, tenaga kebersihan dan pengamanan kawasan, tenaga proyek, BASARNAS serta pegawai SPBU. Managing Director The Nusa Dua I Gusti Ngurah Ardita mengatakan, “Dengan vaksinasi COVID-19 bagi seluruh pekerja pariwisata dan ekonomi kreatif di dalam kawasan The Nusa Dua ini akan semakin meningkatkan rasa percaya diri mereka untuk bekerja dan meningkatkan produktivitas di tengah pandemi serta menyambut kembali kebangkitan pariwisata Bali. Melalui vaksinasi dan penerapan protokol (Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability) atau CHSE dalam kawasan, kami optimis dapat mewujudkan The Nusa Dua sebagai Green Zone untuk mendukung travel bubble dan dibuka segera untuk kunjungan turis dalam satu-dua bulan mendatang.” Sebagaimana diketahui, The Nusa Dua bersama Ubud dan Sanur telah dicanangkan Pemerintah sebagai Green Zone atau kawasan bebas COVID-19 dalam upaya menghidupkan kembali pariwisata Bali. Green Zone diwujudkan untuk membuat wisatawan merasa aman dan nyaman saat berwisata, baik karena penerapan protokol kesehatan yang ketat maupun vaksinasi menyeluruh terhadap masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di zona atau kawasan tersebut berikut desa-desa penyangganya. Ketiga Green Zone pariwisata di Bali ini dicanangkan dalam upaya membentuk travel bubble atau travel corridor arrangement yang diharapkan dapat mempercepat pemulihan pariwisata di tengah pandemi dengan mendatangkan turis mancanegara. Sementara itu, Managing Director The Mandalika Bram Subiandoro menjelaskan, “Kami berharap vaksinasi bagi pekerja pariwisata di The Mandalika dapat menciptakan lingkungan kawasan yang lebih aman dan nyaman bagi berlangsungnya kegiatan di dalam kawasan, baik kegiatan proyek dan operasional maupun sejumlah kegiatan pariwisata yang menjadi quick wins The Mandalika sebagai Destinasi Pariwisata Super Prioritas yang akan mendorong pemulihan pariwisata Lombok dan sekitarnya.” Di tengah pandemi ini, ITDC sebagai pengembang kawasan The Mandalika, memastikan pekerjaan konstruksi tetap berjalan, di antaranya pembangunan Hotel Pullman Mandalika yang ditargetkan selesai pada Semester II 2021, pembangunan Jalan Kawasan Khusus (JKK) yang akan menjadi lokasi penyelenggaraan balap motor dunia IndonesianGP dan WSBK, serta pembangunan jalan akses menuju area wisata di zona timur kawasan. Sementara itu dengan sport tourism sebagai quick wins kebangkitan pariwisata di The Mandalika, sejumlah event olah raga sudah mulai dan akan diselenggarakan di The Mandalika pada tahun ini, diantaranya kegiatan bersepeda Hidup Sehat Series 2021 yang merupakan salah satu rangkaian program pengembangan sport tourism di 5 Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) yang digagas Citilink bersama Kemenparekraf, Kemenkomarvest, dan Kemenpora RI, balap motor dunia IndonesianGP dan WSBK, balap sepeda Internasional L’Etape yang merupakan bagian dari Tour de France, serta The Mandalika Ultra Trial 100. “Kami juga memastikan seluruh kegiatan konstruksi dan event yang berlangsung di The Mandalika ini akan dilaksanakan dengan mematuhi protokol kesehatan sehingga menekan potensi penyebaran COVID-19,” tutup Bram.
Read MoreThe Mandalika, 2 April 2021 - PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) sebagai BUMN pengembang dan pengelola kawasan pariwisata The Nusa Dua, Bali dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Mandalika/The Mandalika, Lombok, NTB, terus menyelesaikan pembebasan lahan enclave di wilayah penetapan lokasi (Penlok) 2 Jalan Kawasan Khusus The Mandalika. Pada hari Kamis (01/04/2021) ITDC melanjutkan pembayaran ganti untung batch 2 atas pengadaan tanah kepada 7 warga pemilik lahan enclave dengan total nilai sebesar Rp 20,8 Miliar untuk 7 bidang lahan seluas 14.846 m2. Penentuan nilai ganti untung ini sesuai dengan harga appraisal yang telah ditetapkan. Penlok 2 sendiri terdiri dari 29 bidang lahan dengan total luas lahan 65.267 m2. Sebelumnya, pada Jumat (26/03/2021), pembayaran ganti untung batch 1 telah dilakukan kepada 10 warga dengan nilai Rp 27,7 Miliar untuk lahan enclave seluas 22.086 m2.Pembayaran ganti untung untuk penlok 2 JKK The Mandalika mendapat dukungan pendanaan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI melalui Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) yang terwujud melalui peran serta berbagai lembaga diantaranya, Deputi I Kantor Staf Presiden (KSP) dan Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) dan Kementerian ATR/BPN. Lahan enclave yang termasuk ke dalam Penlok 2 nantinya akan dijadikan lokasi untuk pembangunan fasilitas penunjang penyelenggaraan MotoGP dan dan WSBK (paddock, pit building, medical centre dan bangunan penunjang lainnya). Kegiatan penyerahan uang ganti untung batch 2 ini dilakukan oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) Kemenparekraf RI Oneng Setyaharini, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Harry Noor Sukarna, Pemimpin Bidang Pemasaran Bisnis Kantor BNI Cabang Mataram Kadek Yulie Mahendri, dan Direktur Operasi dan Inovasi Bisnis ITDC Arie Prasetyo di Kantor Camat Pujut, Desa Sengkol, Kabupaten Lombok Tengah, dan dihadiri oleh Kepala BPN Lombok Tengah sebagai Ketua Panitia Pengadaan Tanah H. Lalu Suharli, Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman Lombok Tengah Lalu Rahadian, Camat Pujut Lalu Sungkul, dan Managing Director The Mandalika Bram Subiandoro. Direktur Operasi dan Inovasi Bisnis ITDC Arie Prasetyo menyampaikan, “Kami menyampaikan terima kasih atas dukungan Pemerintah melalui Kemenparekraf RI, KSP, KPPIP, Kementerian ATR/BPN dan LMAN, Pemprov NTB, serta Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah dalam mendukung percepatan pembangunan The Mandalika khususnya terkait pembebasan lahan di area JKK. Kami juga sampaikan terima kasih kepada warga yang telah melepaskan asetnya dan secara sukarela membongkar bangunan diatas lahannya. Hal ini menunjukkan dukungan dan kesadaran masyarakat atas manfaat pengembangan The Mandalika bagi peningkatan perekonomian di NTB khususnya daerah penyangga The Mandalika secara jangka panjang.”.Arie menambahkan,“Kerelaan masyarakat untuk melepaskan lahan mereka merupakan buah dari pendekatan humanis yang kami lakukan selama proses pembebasan lahan enclave berlangsung. Dalam prosesnya, kami menitikberatkan pada upaya dialog dan persuasif dengan pemilik lahan enclave sehingga pemilik lahan memahami manfaat proyek ini bagi keluarga mereka di masa datang dan akhirnya bersedia melepaskan tanah mereka. Selain itu, proses pembebasan lahan enclave telah dilaksanakan sesuai aturan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku sehingga pemenuhan hak-hak masyarakat selalu menjadi perhatian kami”.Salah satu warga penerima ganti untung, Mudham menyampaikan, “Pelepasan lahan ini merupakan wujud niat saya dalam membantu Pemerintah dalam membangun Kawasan The Mandalika. Untuk mempercepat hal tersebut, saya juga telah memindahkan beberapa barang dari rumah sebelumnya ke rumah saudara. Mengingat Kawasan The Mandalika ini dibangun juga untuk kepentingan masyarakat yang banyak, saya berharap pembangunan ini bisa bermanfaat untuk masyarakat luas. Saya juga berharap saya dapat membangun usaha baru, yakni membangun homestay di sekitar Kawasan The Mandalika yang membuka peluang kerja.”.Sementara Suparta, warga lain yang juga menerima pembayaran uang ganti untung batch 2 menyampaikan, “Saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak terkait untuk pelepasan lahan di wilayah Dusun Ujung, Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah. Pelepasan tanah ini adalah bentuk dukungan kami kepada bangsa dan negara Indonesia kedepannya. Kami sangat mendukung atas program pembangunan Kawasan The Mandalika yang dilakukan oleh Pemerintah, dalam hal ini adalah ITDC. Saat ini kami sedang melakukan evakuasi rumah ke wilayah yang disiapkan oleh ITDC”.
Read MoreThe Mandalika, 31 Maret 2021 - PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), BUMN pengembang dan pengelola kawasan pariwisata The Nusa Dua, Bali dan The Mandalika, Lombok, NTB, memastikan pembangunan infrastruktur jalan menuju kawasan Gerupuk di zona timur The Mandalika akan selesai sesuai target.Saat ini, pembangunan jalan akses sepanjang 2,35 km ini tengah memasuki proses pengaspalan lapis 1 dan 2, pemasangan unit lampu untuk penerangan jalan dan pembuatan drainase di sisi jalan dengan progres pembangunan secara keseluruhan mencapai 84,9%. Jalan akses menuju kawasan Gerupuk yang dikenal sebagai salah satu lokasi surfing terbaik di dunia ini, mulai dikerjakan sejak pertengahan tahun lalu dan ditargetkan akan rampung pada kuartal III mendatang. Sementara itu, ITDC juga memastikan bahwa protokol kesehatan diterapkan secara ketat dan disiplin selama proses pembangunan jalan ini berlangsung.Managing Director The Mandalika Bram Subiandoro mengatakan, “Di tengah pandemi COVID-19 yang masih berlangsung, kami memastikan pekerjaan pembangunan infrastruktur di The Mandalika terus berjalan sesuai rencana untuk mencapai target-target yang ditetapkan. Salah satunya adalah penyelesaian akses jalan ke Dusun Gerupuk pada Kuartal III tahun ini, yang nantinya akan semakin mempermudah arus keluar masuk zona timur kawasan. Walaupun masih dalam proses penyelesaian, saat ini jalan sudah dapat dilewati oleh kendaraan bermotor dan sudah bisa dimanfaatkan untuk mengakses dusun dan spot pariwisata di zona timur kawasan.”.Jalan akses ke kawasan Gerupuk tersebut merupakan bagian dari jalan utama kawasan yang menghubungkan jalan provinsi dari area Sunggung menuju Pantai Gerupuk dan Tanjung Aan yang berada di sisi timur kawasan The Mandalika. Jalan tersebut diawali di “East Gate” sepanjang 650 meter, yang selanjutnya terbagi menjadi dua jalur. Satu jalur dengan panjang 950 meter yang merupakan jalan akses menuju Pantai Tanjung Aan dan Bukit Merese, serta satu jalur dengan panjang 2,35 km menuju Dusun Gerupuk. Secara keseluruhan pembangunan jalan akses ke zona timur tersebut menggunakan anggaran yang diperoleh ITDC dari Penyertaan Modal Negara (PMN) tahun 2015 dan paket pembiayaan dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) melalui skema National Interest Account (NIA) yang diterima ITDC pada tahun 2020 lalu.Kepala Desa Sengkol, Lalu Satria menyampaikan, “Kami berterima kasih atas inisiasi ITDC dalam membangun jalan akses ke Dusun Gerupuk dan area Pantai Tanjung Aan serta Bukit Merese. Sebelumnya Dusun Gerupuk yang memiliki kawasan wisata surfing dan Bukit Merese yang sering dikunjungi wisatawan ini, hanya didukung jalan eksisting yang kondisinya belum memadai. Oleh karena itu, pembangunan jalan akses yang dilakukan ITDC saat ini sangat membantu kami. Kami juga mendukung penuh program-program pemerintah, yang dalam hal ini diwakilkan oleh ITDC sebagai perpanjangan pemerintah yang selalu mengusung program yang bermanfaat bagi masyarakat maupun wisatawan”.Dalam pembangunan jalan akses tersebut, juga dilakukan pembangunan retention pond sepanjang 400 meter. Retention pondberfungsi mengatur dan menampung aliran air, baik air hujan, sungai, atau-pun laut serta untuk meningkatkan kualitas badan air yang terkait. Kolam ini juga digunakan untuk menjaga kualitas tanah, serta mendukung fungsi drainase untuk mencegah banjir. Disamping itu, untuk semakin mempercantik kawasan, jalan ini akan dibangun dengan tiga roundabout (bundaran) yang berfungsi untuk melakukan perubahan arah lalu lintas agar lebih tertib dan rapi. “Pembangunan jalan akses ini merupakan salah satu bentuk komitmen kami dalam mempercepat pengembangan The Mandalika. Kami berharap dengan selesainya jalan ini, akses menuju zona timur semakin mudah dan cepat diakses, sehingga perkembangan zona timur kawasan The Mandalika dapat mendorong wisatawan untuk menikmati keindahan lokasi wisata unggulan di daerah tersebut. Dan pada akhirnya dapat memberikan manfaat ekonomi bagi warga desa penyangga The Mandalika,” tutup Bram.
Read MoreThe Mandalika, 29 Maret 2021 - PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), BUMN pengembang dan pengelola kawasan pariwisata The Nusa Dua, Bali dan The Mandalika, Lombok, NTB, melakukan relokasi area kuburan atau makam umum “Emontong” seluas kurang lebih 20 are yang terletak di Dusun Ujung, ke lahan makam baru seluas 50 are di Dusun Ujung Daye, dengan jumlah makam yang direlokasi kurang lebih sebanyak 191 makam. Kegiatan relokasi ini merupakan bagian dari program pembebasan lahan enclave di The Mandalika guna memperlancar pembangunan infrastruktur kawasan, khususnya area fasilitas pendukung Jalan Kawasan Khusus (JKK). Proses relokasi makam mulai dilakukan secara bersama oleh ITDC dan warga pada hari Jumat (26/03/2020) lalu. Prosesi relokasi pada Jumat lalu dihadiri oleh Camat Pujut Lalu Sungkul, Ketua MUI Lombok Tengah Drs. H. L. Mingre Hamy, serta disaksikan oleh ahli waris pemilik makam, Kepala Dusun Ujung Daye, Kepala Dusun Ujung Lauk, Kepala Dusun Ebunut, Kepala Dusun Rangkep II, beserta Tokoh Agama dan Tokoh Adat lainnya. Managing Director The Mandalika Bram Subiandoro mengatakan, “Dalam proses pembebasan lahan makam ini, kami lakukan dengan mengedepankan pendekatan humanis sehingga masyarakat dengan sadar bersedia menerima tawaran relokasi makam tersebut. Dukungan warga ini sangat besar artinya dalam mendukung percepatan pembangunan kawasan The Mandalika khususnya area JKK. Kami sangat bersyukur dan mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya atas kesediaan dan kerelaan warga dusun yang anggota keluarganya dimakamkan pada Makam Emontong, yang telah berbesar hati menerima proses relokasi ini.” Sebelum relokasi ini dilakukan, ITDC telah melakukan sosialisasi dan pendekatan kepada ahli waris makam sejak bulan Januari lalu. Melalui kegiatan sosialisasi yang melibatkan Kepala Desa terkait, Tokoh Agama, Camat Pujut dan Ketua MUI Lombok Tengah ini telah dilakukan pengambilan keputusan atas relokasi makam tersebut dimana disepakati makam akan direlokasi ke lokasi pemakaman yang baru yaitu di HPL 95, Dusun Ujung Daye. Seluruh proses pemindahan makam juga dilakukan dengan mengikuti tata cara yang telah disepakati oleh ahli waris. Kegiatan relokasi ini sendiri akan berlangsung hingga batas waktu yang menjadi target pemindahan lahan yaitu tanggal 10 April 2021.
Read More