Beberapa jenis jeruk lokal yang banyak dijadikan usaha di Indonesia diantaranya ialah jeruk keprok, jeruk siam, jeruk besar, jeruk nipis, jeruk manis dan jeruk lemon. Dari beberapa jenis jeruk tersebut, tanaman hortikultura yang mempunyai prospek baik dan termasuk tanaman unggulan nasional adalah jeruk siam. Jeruk siam ini paling banyak dikembangkan karena perawatannya relatif mudah, hasilnya banyak dan laku dijual di pasaran sebagai buah segar.
Kabupaten Bangli merupakan salah satu kabupaten di Bali yang penduduknya berprofesi sebagai petani jeruk siam. Hal itu didukung oleh lingkungan seperti tanah, iklim, ketinggian tempat, dan suhu yang sesuai. Kelompok petani jeruk di Desa Katung, Kintamani Bangli sebagian besar menanam jenis jeruk siam ini karena memang cocok ditanam di wilayahnya. Selain itu secara ekonomi sangat bermanfaat dan bisa menjadi sumber penghidupan keluarga. Jeruk siam Desa Katung Kintamani selain banyak dipasarkan di sekitar wilayah Bali juga beberapa ada yang menjualnya sampai daerah Surabaya, Solo dan Jakarta.
Rata-rata petani jeruk di desa Katung memilki 600-700 pohon jeruk siam untuk luas tanah sekitar 1 hektar. Setiap kali panen jeruk yang dihasilkan dapat mencapai 25 -30 ton jeruk dengan perkiraan harga per kilogram sebesar Rp4.000,- sehingga pendapatan kotor petani jeruk di Desa Katung mencapai kisaran Rp100.000.000,- sampai dengan Rp150.000.000,-. Kondisi inilah yang membuat Desa Katung secara perekonomian masyarakatnya cukup baik dan bahkan bisa di tingkatkan jika mereka mendapatkan pelatihan pengolahan jeruk dengan berbagai pengembangan atau inovasi produk turunnya seperti pie jeruk, selai jeruk dan lain sebagainya. Dengan demikian persaingan tidak hanya saat panen saja tetapi dengan inovasi tersebut bisa juga menciptakan peningkatan kesejahteraan petani yang lebih baik lagi. Sebagaimana penuturan dari Bapak Agus Wirahadi (0819-16544770) selaku ketua kelompok tani jeruk di Katung. (pkbl/ sulasa)