Pura sebagai tempat suci untuk persembahyangan umat Hindu khususnya di Bali selain menjadi objek wisata bagi wisatawan khususnya mancanegara, contohnya seperti Pura Besakih, Pura Ulun Danu Batur, Pura Lempuyang, Pura Tanah Lot, Pura Uluwatu dan lainnya. Dengan demikian keberadaan Pura tidak hanya dipandang sebagai tempat memuja Tuhan Yang Maha Esa juga dapat sebagai objek bagi wisatawan untuk mengenal keberadaan tempat suci umat Hindu di Bali. Sehingga kebersihan Pura sangat perlu diperhatikan untuk menjaga keasrian dan kenyamanan bagi para pengunjung.PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero)/ Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) melalui program Bina Lingkungan melihat hal tersebut sangat perlu perhatian pihak perusahaan terutama keberadaan tempat sampah di areal sekitar Pura tersebut agar tersedia fasilitas tempat membuang sampah bagi umat sehabis melaksanakan persembahyangan. Kebersihan Pura akan menambahkan kesan asri dan kesucian Pura itu sendiri akan terjaga.Suasana bersih dan asri tersebut akan membuat setiap pengunjung atau umat yang akan bersembahyang lebih khusuk dalam melakukan pemujaan di Pura tersebut. Bagi wisatawan asing tentunya juga semakin memikat hatinya untuk melihat keberadaan Pura sebagai tempat persembahyangan dengan nilai serta nuansa religius yang kental. Hal itu juga selama ini yang menjadi daya tarik wisatawan datang ke Bali karena kebudayaan dan banyak terdapat Pura yang sangat menarik perhatiannya mereka. Beberapa Pura yang akan diberikan tempat sampah adalah Pura Besakih, Pura Ulun Danu Batur, Pura Pulaki, Pura Rambut Siwi, Pura Pusering Jagat, Pura Puncak Mangu, Pura Luhur Batukau, Pura Tanah Lot, Pura Uluwatu, Pura Andakasa dan Pura Goa Lawah. Harapannya, tempat sampah tersebut dapat bermanfaat untuk menjaga kebersihan lingkungan Pura.
Desa Pinge yang berada di Kecamatan Marga Tabanan, Bali merupakan sebuah desa tradisional yang memiliki ciri khas pada bangunan rumah tradisional yang tertata rapi, bentangan persawahan dengan panorama indah, dan fasilitas penginapan untuk wisatawan yang ditunjukkan dengan dengan tersedianya rumah penduduk untuk disewakan sebagai penginapan atau homestay. Selain itu berbagai atraksi budaya tradisional masih terjaga dengan baik. Bangunan Pura tempo dulu yang masih tetap terjaga hingga hidangan kuliner tradisional khas Desa Pinge yang layak untuk dinikmati wisatawan yang berkunjung ke Pinge.Sejalan dengan potensi tersebut, PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero)/ Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) sejak Tahun 2016 telah memberikan bantuan kepada Desa Pinge dalam rangka menjadikan Desa Pinge sebagai Desa Wisata yang mandiri dan profesional berlandaskan pada konsep community based tourism. Selain itu, dalam rencana pengembangan Desa Wisata Pinge juga tidak lepas dari Konsep Tri Hita Karana dimana terciptanya keharmonisan antara hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia dan manusia dengan lingkungannya tetap menjadi pijakan dalam setiap nafas kegiatan pengembangannya. Tahun 2019, ITDC memberikan bantuan pelatihan peningkatan sumber daya manusia berupa pelatihan manajemen homestay dan tour guide.Selain itu bantuan fisik berupa penataan telajakan angkul-angkul rumah atau pintu depan rumah, pembuatan tiang kulkul (kentungan), penambahan lampu penerangan dan tempat sampah di bagian belakang pintu masuk. Harapan ITDC pada tahun 2021, Desa Wisata Pinge sudah bisa mandiri dan professional dalam menata serta mengatur desanya sebagai desa wisata unggulan yang berbeda dengan desa wisata lainnya di Bali. Segala bantuan yang diberikan ITDC tersebut merupakan upaya mendukung keberlangsungan Bali sebagai daerah yang sumber perekonomian masyarakatnya dari sektor Pariwisata. Nantinya desa ini diharapkan mampu memberikan manfaat ekonomi yang lebih bagi penduduk desanya. Hal ini juga sekaligus dapat meningkatkan citra atau nilai perusahaan yang mampu memberikan kontribusi berkelanjutan dalam kegiatan pengembangan pada suatu wilayah luar lingkungan unit usaha. (pkbl/ sulasa)
Sundown dancing lesson merupakan event yang digelar sebagai wujud pelestarian terhadap kebudayaan daerah yang bekerjasama dengan komunitas kesenian lokal di Bali. Sundown Dancing Lesson digelar setiap Minggu sore yang menampilkan seni tari tradisional Bali sebagai atraksi yang dapat diikuti dan dinikmati wisatawan saat berkunjung ke Pulau Peninsula Nusa Dua sambil menikmati suasana matahari terbenam. Kegiatan tersebut adalah sebuah atraksi budaya yang ditampilkan ITDC sebagai pengelola Kawasan Pariwisata The Nusa Dua yang dilakukan untuk ikut mendukung pelestarian budaya daerah. Selain itu kegiatan ini juga bertujuan untuk memberikan wawasan baru kepada wisatawan yang berkunjung ke Peninsula dimana mereka juga dapat ikut terlibat dalam kegiatan belajar menari di tempat tersebut secara langsung.Selain itu, harapan ITDC dari kegiatan ini adalah bertambahnya atraksi baru di dalam Kawasan Pariwisata The Nusa Dua yang secara tidak langsung mampu menarik wisatawan untuk berkunjung dan menginap di hotel sekitar The Nusa Dua dan dapat memberikan kenangan serta hiburan baru bagi wisatawan yang berkunjung ke Pulau Peninsula setiap Minggu sore. Kegiatan ini tentunya juga dapat memberikan keuntungan peningkatan pendapatan bagi ITDC dari sistem bisnis yang ada di dalam Kawasan Pariwisata The Nusa Dua berupa kompensasi hunian hotel. (pkbl/ sulasa)
PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), BUMN pengembang dan pengelola KEK Pariwisata Mandalika atau The Mandalika, menyelenggarakan pelaksanaan Pelatihan Akuntansi Sederhana UKM dan Aplikasi Berbasis Android Bagi UMKM Mitra Bazaar Mandalika Tahun 2019, untuk meningkatkan kemampuan dan kapasitas para pelaku usaha di Bazaar Mandalika dalam mengatur keuangan. Pelatihan dilaksanakan selama tiga hari pada tanggal 15-17 Juli 2019 di Hotel Illira Lite, Praya, bekerjasama dengan Dinas Koperasi UKM Provinsi NTB dan Universitas Mataram.Peserta pelatihan mencapai 33 orang yang merupakan para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah atau pada bidang kuliner yang sudah terkontrak dengan ITDC di Bazaar Mandalika. Materi yang diperoleh peserta selama tiga hari antara lain mencakup Dinamika Kelompok, Pengantar Akuntansi Sederhana, Persamaan Akuntansi Sederhana, praktek penyusunan Laporan Keuangan, Instal Aplikasi Akuntansi UKM untuk Android, Pengantar Aplikasi Akuntasni UKM dan Praktek Aplikasi Akuntansi UKM.Pelatihan ini diselenggarakan agar para peserta dapat mengetahui dan paham cara membuat laporan keuangan sederhana untuk usaha dalam bentuk konvensional maupun berbasis aplikasi android. ITDC juga berharap melalui pelatihan ini, peserta pelatihan dapat menjadi agen perubahan untuk memberikan edukasi dan pengetahuan kepada pedagang UMKM sekitar yang belum pernah mengikuti pelatihan serta mengaplikasikan materi yang diterima di kehidupan sehari – harinya.
PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), selaku BUMN pengembang dan pengelola Kawasan Pariwisata The Nusa Dua Bali dan The Mandalika Lombok - NTB terus berkomitmen meningkatkan kualitas dan layanan pada akses, amenitas dan atraksi untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan khususnya ke Kawasan The Nusa Dua. Sejak tahun 2013 hingga saat sekarang kunjungan wisatawan dari Cina mencapai 40% dari total wisatawan manca negara yang hadir di The Nusa Dua.Bentuk tindaklanjut dari komitmen dan pembinaan kepada masyarakat desa penyangga Kawasan The Nusa Dua khususnya kepada Paguyuban di Nusa Dua, ITDC memberikan pelatihan Bahasa Mandarin yang pelaksanaannya bekerjasama dengan Chinese Tourism Training Centre (CTTC) Fakultas Pariwisata Universitas Udayana. Pelatihan Bahasa Mandarin Tersebut dilakukan selama 3 bulan, dengan melibatkan puluhan pedagang pantai dan profesi jasa lainnya yang mewakili 8 Kelompok Paguyuban The Nusa Dua. Acara pelatihan bahasa mandarin tersebut dibuka langsung oleh I Gusti Ngurah Ardita selaku Managing Director The Nusa Dua mewakili Direksi ITDC. Harapan ITDC memberikan pelatihan ini kepada paguyuban The Nusa Dua adalah mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia para paguyuban tersebut agar dapat selalu mengikuti kemajuan dan perubahan yang terjadi dalam lingkungan usahanya. Dengan demikian mereka siap bersaing menghadapi persaingan usaha dan meningkatkan pendapatannya karena dengan bekal menguasai Bahasa Mandirin mereka dapat beriteraksi dan bertransaksi langsung dengan wisatawan dari Cina. Serta kualitas pelayanan kawasan pariwisata The Nusa Dua sebagai kawasan kelas dunia akan ikut terangkat dan sebagai salah satu media promosi yang baik. (pkbl/ sulasa)
PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), yang merupakan perusahaan BUMN pengembang kawasan pariwisata menggelar Kelas Kreatif BUMN Tahun 2019 di Harris Hotel & Residences, Kuta, Bali. Kegiatan ini bertujuan untuk berbagi pengalaman dan inspirasi dari BUMN untuk generasi muda (millennial) yang dirangkai dengan peringatan Hari Ulang Tahun ke-21 Kementerian Badan Usaha Milik Negara (Kementerian BUMN) dan Hari Ulang Tahun Badan Usaha Milik Negara.Sebagai salah satu wujud implementasi BUMN Hadir Untuk Negeri, Kelas Kreatif BUMN merupakan program pembekalan wawasan dan keterampilan untuk mempersiapkan siswa kejuruan atau masyarakat dalam menghadapi persaingan global melalui pembelajaran berbasis keterampilan hidup (life-skilled based education). BUMN penyelenggara menghadirkan tokoh inspiratif lokal maupun nasional yang dapat dijadikan role model bagi peserta Kelas Kreatif. Pada tahun ini, 30 BUMN berpartisipasi menyelenggarakan kegiatan ini di seluruh Indonesia dengan total target keseluruhan 6.000 peserta. Bekerja sama dengan Kementerian BUMN, ITDC dipercayakan untuk menyelenggarakan Kelas Kreatif di Provinsi Bali.Kelas Kreatif BUMN 2019 di Bali diisi dengan Kelas Fotografi, Kelas Kuliner, Kelas Fashion dan Kelas Film, Video dan Animasi, dengan pengisi materi yang berpengalaman dalam bidangnya, antara lain: Dewandra Djelantik (Fotografer), Windu Segara Senet (Founder Mangsi Coffee & Grill), Ratna Katarina (Pemilik brand Paulina Katarina) dan Puja Astawa (Konten Kreator). Jumlah peserta terdaftar pada Kelas Kreatif ini mencapai lebih dari 300 peserta.ITDC sendiri turut ambil bagian dalam mengisi kegiatan ini melalui sharing pengalaman dalam membangun kawasan pariwisata oleh Direktur Konstruksi dan Operasi ITDC Bapak Ngurah Wirawan. Ngurah Wirawan juga menyampaikan paparan yang memperkenalkan BUMN berikut program-program BUMN Hadir Untuk Negeri sebagai wujud nyata kehadiran BUMN di tengah-tengah masyarakat. Kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen ITDC mendukung kesinambungan pembangunan bangsa sebagai agen pembangunan. Melalui Kelas Kreatif BUMN, diharapkan dapat berkontribusi bagi pembekalan generasi millenial menjadi generasi bangsa yang peduli, kreatif, dan inspiratif terhadap pembangunan bangsa, khususnya dalam menghadapi persaingan global. Hal ini juga sejalan dengan visi dan misi Kementerian BUMN yang mengedepankan peran strategis BUMN sebagai pilar pembangunan bangsa. (pkbl/ sulasa)
Bantuan ini diberikan kepada desa-desa yang tergolong kering di sekitar KEK Pariwisata the Mandalika, dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat, terutama air dalam kegiatan rumah tangga maupun bercocok tanam. Target dapat diberikan untuk Desa Sengkol, Desa Kuta, Desa Sukadana dan Desa Mertak
Dalam rangka memperingati hari Kanker Sedunia yang jatuh pada tanggal 04 Februari 2019, PT Pengembangan Pariwisata Indonesia atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), BUMN pengelola kawasan pariwisata The Nusa Dua, mengadakan kegiatan penyuluhan mengenai Pencegahan Kanker Serviks, yang ditujukan bagi tenaga wanita Common Area the Nusa Dua. Penyuluhan diselenggarakan bekerja sama dengan Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Cabang Bali, dan diikuti 50 orang peserta, yang merupakan tenaga utama dalam menjaga kebersihan dan keasrian kawasan The Nusa Dua.Kegiatan yang dimotori oleh Bagian Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) ITDC ini bertujuan meningkatkan awareness dan pengetahuan mengenai bahaya Kanker Serviks dan cara pencegahannya. Kegiatan ini diselenggarakan sebagai bentuk kepedulian ITDC terhadap kesehatan wanita, khususnya para wanita yang bekerja di lingkungan Perusahaan, agar dapat mengenali berbagai risiko penyakit dan meningkatkan pola hidup sehat sehingga terhindar dari risiko-risik.Kegiatan penyuluhan juga dilakukan untuk mendukung program penanggulangan Kanker Serviks di Indonesia, mengingat Indonesia termasuk salah satu negara dengan prevalensi kanker serviks tertinggi di Asia. Dengan penderita tidak kurang dari 15.000 perempuan setiap tahunnya, Yayasan Kanker Indonesia (YKI) bahkan menyebut kanker serviks sebagai penyakit pembunuh wanita nomor satu di Indonesia. YKI memperkirakan setiap harinya dua puluh dari empat puluh wanita yang terdiagnosa menderita kanker serviks, meninggal karena kanker serviks.Kanker Serviks atau kanker leher rahim menempati urutan ke 2 dari 10 kanker terbanyak pada wanita. Salah satu penyebab utama kanker serviks adalah infeksi Human Papilloma Virus (HPV). Infeksi HPV menyebabkan sekitar 70% kanker serviks dan 80% orang yang aktif seks mengalami infeksi HPV. Adapun cara mendeteksi secara dini kanker serviks adalah dengan Pap Smear dan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) yang dapat dilakukan di Puskesmas atau di Rumah Sakit terdekat. (pkbl/ sulasa)
Pelatihan ini dilaksanakan pada hari Rabu-Jumat tanggal 8-10 Januari 2020 di Kantor ITDC Mandalika. Total peserta yang mengikuti pelatihan ini adalah 26 orang pria dan wanita baik kalangan pemuda maupun orang tua dari 6 desa penyangga KEK Mandalika. Tutor untuk pelatihan tata rias ini adalah pengusaha UKM yang ada di Mataram yaitu Ibu Sri Wahyuni pemilik UKM Uniqq Collection.Rangkaian pelatihan handicraft rajut ini dimulai dengan materi memperkenalkan pola dasar merajut kepada seluruh peserta. Setelah peserta menguasai dasar-dasar merajut barulah diajarkan mengenai bagaimana caranya membuat pola rantai, tusuk tunggal, dan tusuk ganda dalam rajutan. Setelah itu, bagian yang terakhir barulah para peserta diberikan tugas untuk melanjutkan pembuatan dompet atau tas sesuai ukuran Hingga finishing (furing). Target di akhir pelatihan paling tidak para peserta sudah bisa menghasilkan 1 buah dompet rajutan dari pelatihan yang didapat.Pasca pelatihan para peserta juga mendapatkan pendampingan sebanyak 3 kali dari para tutor dan peserta diberikan tugas untuk menyelesaikan rajutan seperti tas, dompet, topi, syal, tempat tisu atau jenis barang yang lain sesuai dengan kreasinya, Hal ini untuk melihat sejauh mana perkembangan dan pemahaman dari para peserta mengenai materi yang diberikan.Setelah rangkaian kegiatan selesai, saat ini para peserta pelatihan rajutan handicraft ini sebagian besar sudah sering menerima permintaan untuk pembuatan dompet, tas atau barang-barang rajutan di sekitar desa. Beberapa dari peserta bahkan sudah bisa membagi ilmu yang didapatkan kepada warga desa lain di desanya yang ingin mempelajari keterampilan merajut ini. Hal inilah yang menjadi harapan ITDC kepada para peserta yaitu agar dapat meningkatkan pendapatan pasca pelatihan dilaksanakan dan dapat menyebarkan ilmu yang didapat kepada warga sekitar. Inilah yang bisa menjadi pemicu peningkatan taraf kehidupan masyarakat di desa penyangga KEK Mandalika. (pkbl/ sagung)