Jeruk sebagai buah yang paling mudah ditemukan dan tidak bergantung pada musim, selain dapat dikonsumsi secara langsung,juga dapat diolah menjadi aneka jenis minuman dan makanan, Sebagian masyarakat yang biasanya memanfaatkan buah jeruk untuk dijadikan minuman, buah jeruk juga dapat dimanfaatkantermasuk menjadi bahan dasar pembuatan aneka olahan kue. Guna meningkatkan nilai tambah produk pertanian lokal khususnya buah jeruk, ITDC menyelenggarakan pelatihan capacity building untuk mitra binaan Petani Jeruk Desa Katung. Petani jeruk dari Desa Katung, Kintamani, Bangli – Bali dilatih secara langsung oleh Chef Apri Irawan dari Bali Pastry College (BPC) untuk membuat aneka olahan kue yang berbahan dasar buah jeruk. Selain untuk meningkatkan keterampilan dan kreativitas para petani, pelatihan ini juga bertujuan untuk mengantisipasi anjloknya harga jeruk pada saat panen raya, sehingga para petani dapat menciptakan produk turunan buah jeruk yang memiliki nilai jual lebih tinggi. Diharapkan dariMelalui pelatihan ini, diharapkan para peserta dapat mempratekkan secara langsung ilmu yang didapat sehingga dapat mendorong keberlangsungan dan kesejahteraan para petani semakin baik kedepannya. (pkbl/ms)
Budidaya kopi saat ini menjadi bisnis yang menjanjikan seiring dengan meningkatnya pertumbuhan kedai kopi di Bali. Hampir diseluruh mal, tempat wisata bahkan hingga ke gang-gang sempit dapat dijumpai kedai yang menawarkan beragam jenis olahan kopi. Tak hanya sebagai penghilang rasa kantuk, kopi juga menjadi lifestyle kaum milenial saat ini. Guna mendukung kebutuhan akan kopi berkualitas, ITDC melalui progam peningkatan kapastias usaha (capacity building) mengadakan pelatihan Basic Roasting dan Coffee Blend bagi kelompok petani kopi Tugu Sari Desa Pajahan. Kelompok petani kopi yang berasal dari Desa Pajahan, Pupuan, Tabanan – Bali ini merupakan mitra binaan ITDC yang baru memulai pengembangan budidaya kopi. Sebanyak tujuh peserta diberikan ilmu dan bimbingan terkait proses penting dalam membuat produk kopi unggulan yaitu proses basic roasting dan coffee blend. Basic Roasting adalah proses mengeluarkan air dalam kopi, mengeringkan dan mengembangkan bijinya, mengurangi beratnya sehingga memberikan aroma pada kopi. Sedangkan Coffee Blend merupakan proses mengkombinasikan antara beberapa tipe biji kopi untuk menambah cita rasa. Coffee blend bertujuan untuk menghasilkan rasa yang seimbang dan disukai oleh konsumen. Melalui pelatihan mengenai proses basic roasting dan coffee blend ini, diharapkan produk kopi yang dihasilkan kelompok Petani Tugu Sari dapat ditingkatkan kualitaskan sehingga dapat dipasarkan di kedai kopi, hotel maupun restoran yang ada di Bali. (PKBL/MWK/MS)
Sejak pandemi COVID-19 melanda, sektor pariwisata mengalami dampak serius akibat pembatasan aktivitas wisatawan yang mempengaruhi seluruh aktivitas perekonomian. Penerapan peraturan protokol kesehatan yang ketat, seperti larangan wisatawan mancanegara untuk berkunjung ke Indonesia berimbas pada penurunan penjualan produk kerajinan para pelaku usaha kecil termasuk di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat. Oleh karenanya untuk meningkatkan penjualan serta pemasaran produk kerajinan kelompok usaha kecil di NTB, ITDC bersinergi dengan PT Permodalan Nasional Madani (Persero)/PNM menyelenggarakan pelatihan “Memaksimalkan Pemasaran Produk Melalui Website dan Google Bisnisku”. Adapun peserta pelatihan tersebut adalah mitra binaan ITDC yang terdiri dari Kelompok Wanita Tani (KWT) Kaki Rinjani Sejahtera Kopi Telapen, Kelompok Kerajinan Bambu Purnama dan Kelompok Tenun Dharma Setya Artshop. Bertempat di Dharma Setya Art & Gallery, Desa Sukarara, Puyung, Lombok Tengah, Konsultan Pusat Layanan Usaha Terpadu untuk Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (PLUT KUKM) Provinsi NTB Mashur, S. Kom., sebagai narasumber memberikan pengetahuan tentang cara memasarkan produk melalui website atau social media serta cara melakukan penjualan secara online kepada konsumen yang ada di luar kota bahkan di luar Indonesia.Melalui pelatihan ini, diharapkan para peserta tersebut dapat memanfaatkan media digital seperti website atau social media untuk memasarkan dan menjual produk sehingga dapat meningkatkan omset pendapatan di tengah pandemi COVID-19. (pkbl/sm/ms)
PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), BUMN pengembang dan pengelola KEK Pariwisata Mandalika atau The Mandalika, mengajak masyarakat untuk mengelola sampah menjadi barang yang lebih bermanfaat dalam kehidupan serhari-hari. Melalui Program Bina Lingkungan, ITDC mengadakan Program Pelatihan, Pembinaan, dan Pendampingan mengenai Bank Sampah serta cara pengelolaan sampah di kawasan pariwisata the Mandalika, bagi pedagang dan warga yang berada di Pantai Tanjung Aan - the Mandalika, Lombok NTB. Program ini diselenggarakan bekerja sama dengan Bank Sampah NTB Mandiri berlangsung selama tiga hari, yaitu pada 27 Februari – 1 Maret 2019, bertempat di kantor ITDC Mandalika.Dalam pelatihan ini peserta diajarkan mengenai pemilahan sampah organik dan anorganik, pemanfaatan sampah organik menjadi kompos, pemanfaatan sampah anorganik menjadi barang kerajinan,praktik pembuatan kompos dengan metode Takakura dan penggunaan tabung komposter, serta manfaat pembentukan Bank Sampah. Pelatihan diikuti oleh 25 orang yang merupakan warga Tanjung Aan dan sekitarnya hingga Dusun Gerupuk, terdiri dari berbagai unsur seperti Kepala Dusun, Pedagang, Pemuda, dan Ibu Rumah Tangga. Disamping mengikuti pelatihan, masyarakat akan didampingi selama 14 hari oleh tim Bank Sampah NTB dan ITDC untuk mencapai tujuan akhir yakni terbentuknya Bank Sampah untuk warga di Tanjung Aan hingga Dusun Gerupuk yang nantinya akan dikelola oleh masyarakat itu sendiri.Program pelatihan dan pembentukan Bank Sampah berbasis masyarakat ini merupakan salah satu upaya dalam mengubah paradigma masyarakat di sekitar kawasan the Mandalika, khususnya di kawasan Tanjung Aan, mengenai sampah. ITDC berharap masyarakat dapat melihat sampah sebagai barang yang memiliki nilai untuk bisa dimanfaatkan kembali, sehingga terdorong untuk mengolahnya menjadi barang bernilai ekonomis yang memiliki potensi untuk memberikan penghasilan tambahan. Disamping itu, dengan mengikuti kegiatan ini, masyarakat dapat memberikan kontribusinya dalam mengurangi jumlah sampah yang berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). (pkbl/sagung)
Pelatihan budidaya jamur tiram dan olahan untuk masyarakat desa penyangga KEK Mandalika dilaksanakan pada hari Rabu-Jumat tanggal 11 -13 Januari 2020 di Kantor ITDC Mandalika. Total peserta yang mengikuti pelatihan ini adalah sekitar 48 orang pria dan wanita baik kalangan pemuda maupun orang tua dari 6 desa penyangga KEK Mandalika. Tutor untuk pelatihan tata rias ini adalah pengusaha UKM yang ada di Batu Layar, Lombok Barat yaitu Bapak Adi dan Ibu Ana pemilik UKM Difiya Jamur.Rangkaian pelatihan budidaya jamur tiram dan olahan ini dimulai dengan materi teori pengenalan jamur dan jenisnya serta cara budidaya yang baik dan benar, pemeliharaan dan cara panen jamur, serta materi mengenai cara pengolahan dan pemasaran hasil olahan jamur. Setelah seluruh teori mengenai budidaya jamur diberikan, barulah para peserta dibagi kelompok per desa dan diminta untuk memulai praktek untuk pembuatan baglog bibit jamur yang akan digunakan untuk budidaya jamur tiram. Setiap desa membuat sekitar 100 baglog bibit jamur untuk dirawat dan harapannya hasil panen dari jamur tiram tersebut dapat menjadi tambahan sumber penghasilan masyarakat di masing-masing-masing desa penyangga.Para peserta pelatihan juga diajarkan mengenai cara mengolah jamur tiram menjadi beberapa masakan olahan jamur seperti sate jamur, sambal jamur dan jamur tiram krispi. Hal ini nantinya diharapkan bisa menjadi daya tarik bagi usaha budidaya jamur yang dijalankan oleh masing-masing desa nantinya. Para peserta juga diajarkan simulasi pasar dalam memasarkan produk jamur tiram olahannya dengan berjualan di sekitar wilayah KEK Mandalika.Pasca pelatihan para peserta juga mendapatkan pendampingan hingga lebih dari 1 bulan dari para tutor untuk mengetahui perkembangan bibit-bibit jamur yang sudah dibuat dan disusun di masing-masing desa. Usai pendampingan paling tidak masing-masing desa sudah bisa panen hasil jamur tiram. Setelah rangkaian kegiatan selesai, saat ini para peserta pelatihan budidaya jamur tiram dari beberapa desa sudah sering menerima permintaan untuk suplai jamur tiram dari restoran-restoran maupun hotel yang ada di desa penyangga KEK Mandalika. Para peserta bahkan sempat mengajarkan warga lain yang tidak mengikuti pelatihan di masing-masing desa peserta. Hal inilah yang menjadi harapan ITDC kepada para peserta yaitu agar dapat meningkatkan pendapatan pasca pelatihan dilaksanakan dan dapat menyebarkan ilmu yang didapat kepada warga sekitar. Inilah yang bisa menjadi pemicu peningkatan taraf kehidupan masyarakat di desa penyangga KEK Mandalika. (pkbl/ sagung)
Kegiatan pelatihan tata rias wajah dan rambut yang diselenggarakan oleh Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) ini dilaksanakan pada hari Rabu-Jumat tanggal 8-10 Januari 2020 di Kantor ITDC Mandalika. Total peserta yang mengikuti pelatihan ini adalah 27 orang wanita baik ibu rumah tangga maupun kalangan pemuda dari 6 desa penyangga KEK Mandalika. Tutor untuk pelatihan tata rias ini adalah ahli kecantikan yang berasal dari La Tulipe Professional Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).Rangkaian pelatihan tata rias ini dimulai dengan diagnosa kulit kepada masing-masing peserta. Hal ini bertujuan agar masing-masing peserta dapat mengenali kulit sendiri sebelum melakukan perawatan kepada orang lain yang nantinya menjadi kliennya. Setelah itu barulah peserta diberikan materi mengenai perawatan intensif dalam teori dan praktek untuk facial wajah. Setelah peserta menguasai materi mengenai perawatan kulit wajah, barulah diberikan materi mengenai tata rias baik Make Up dasar dan Make Up tingkat lanjut (teori dan praktek) untuk diri sendiri dan orang lain. Jenis make up yang diajarkan juga dari jenis make up ringan yang digunakan untuk kehidupan sehari-hari maupun jenis make up untuk pernikahan.Pasca pelatihan para peserta juga mendapatkan pendampingan sebanyak 3 kali dari para tutor dan diberikan tugas untuk mendapatkan konsumen selama masa pendampingan. Peserta juga diajarkan mengenai tata rias rambut untuk melengkapi materi tata rias wajah yang telah didapatkan. Hal ini untuk melihat sejauh mana perkembangan dan pemahaman dari para peserta mengenai materi yang telah diberikan.Setelah rangkaian kegiatan selesai, saat ini para peserta pelatihan tata rias sebagian besar sudah sering menerima permintaan untuk merias wajah baik untuk acara pernikahan maupun acara-acara formal di sekitar desanya. Beberapa dari peserta bahkan saat ini sudah ada yang membuka usaha salon di desa masing-masing. Hal inilah yang menjadi harapan ITDC kepada para peserta yaitu agar dapat meningkatkan pendapatan pasca pelatihan dilaksanakan. (pkbl/sagung)
Sebagai bentuk kepedulian terhadap kondisi lingkungan masyarakat di sekitar Desa Batur Utara Kintamani Bangli, Bali, PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero)/ atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) ikut membantu masyarakat sekitar berupa kegiatan penghijauan dengan memberikan bibit tanaman yang sesuai kondisi wilayah di dekat kawasan Geopark Gunung Batur Bangli. Kegiatan ini bekerjasama dengan pemuda dari Banjar Gunung Sari, Desa Batur Utara, Kintamani Bangli, dengan harapan mereka aktif merawat dan menjaga kondisi lingkungan sekitarnya. Desa Batur Utara juga merupakan daerah hulu dari Bali yang mana selama ini digunakan sebagai pemasok air yang memberikan kehidupan untuk masyarakat sekitar Bangli bahkan hingga ke Gianyar, Denpasar dan Badung.Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatan rasa kecintaan masyarakat utamanya generasi muda di Batur Utara dalam merawat dan menjaga lingkungannya agar tetap asri. Daerah yang kurang terurus padahal memiliki potensi sebagai daerah tujuan wisata juga dapat lebih diperhatikan. Oleh karena itu bagi sebagian besar tamu-tamu yang datang ke Bali khususnya bagi tamu yang menginap di daerah Badung termasuk di Kawasan Pariwisata The Nusa Dua, juga dapat melihat keindahan panorama Gunung Batur dan alamnya yang asri. Dengan demikian kontribusi perusahaan dapat terlihat nyata membantu lingkungan sekitar baik untuk keberlangsungan hidup maupun untuk kepentingan pariwisata dalam peningkatan perekonomian. (pkbl/sulasa)
PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), menyelenggarakan Pelatihan Kewirausahaan dalam bidang Tata Rias Wajah & Rambut, Rajutan & Budidaya Jamur Tiram bagi masyarakat di desa penyangga KEK Pariwisata Mandalika. Rangkaian pelatihan ini dimulai pada tanggal 30 Desember 2019 di Kantor ITDC Mandalika. Pelatihan ini dilaksanakan dalam rangka mengembangkan jiwa entrepreneurship untuk peningkatan usaha sehingga tercipta perluasan kerja. Selain itu pelatihan ini bertujuan untuk membekali peserta agar dapat mengkaji dan mengembangkan kemampuan pribadi untuk persiapan, berpola pikir dan berprilaku sebagai wirausaha mandiri dan meningkatkan penghasilan tiap peserta. Program pelatihan ini bekerjasama dengan Lembaga Pengembangan Bisnis PPKP Mataram sebagai fasilitator pelatihan. Metode yang digunakan dalam pelatihan adalah fun games, diskusi kelompok dan juga presentasi hasil diskusi. Pada Pelatihan Kewirausahaan para peserta diberikan materi mengenai dasar kewirausahaan untuk mengubah mindset peserta agar bisa menjadi wirausaha mandiri. Hal-hal yang sangat ditekankan dalam pelatihan adalah mengenai Dinamika Kelompok, Pengenalan Karakter Pribadi, Kedisiplinan dan Pemasaran.Pelatihan ini merupakan awal dari pelatihan kewirausahaan lanjutan dalam masing-masing bidang seperti Pelatihan Budidaya Jamur Tiram & Olahan, Pelatihan Handicraft Rajutan, dan Pelatihan Tata Rias. Masyarakat yang sudah mengikuti kegiatan pelatihan dasar kewirausahaan nantinya akan mengikuti pelatihan masing-masing bidang sesuai dengan minat. Pelatihan ini diikuti oleh seluruh peserta pelatihan 3 bidang tersebut sejumlah 105 orang yang berasal dari 6 desa penyangga KEK Mandalika yaitu Desa Sengkol, Mertak, Kuta, Sukadana, Prabu, & Rembitan. Para peserta pelatihan terpilih melalui assesmen kemudian mengikuti seluruh rangkaian pelatihan dan nantinya diakhiri dengan proses monitoring dan evaluasi. Seluruh proses pelatihan dilaksanakan kurang lebih selama 3 bulan.
Pura sebagai tempat suci untuk persembahyangan umat Hindu khususnya di Bali selain menjadi objek wisata bagi wisatawan khususnya mancanegara, contohnya seperti Pura Besakih, Pura Ulun Danu Batur, Pura Lempuyang, Pura Tanah Lot, Pura Uluwatu dan lainnya. Dengan demikian keberadaan Pura tidak hanya dipandang sebagai tempat memuja Tuhan Yang Maha Esa juga dapat sebagai objek bagi wisatawan untuk mengenal keberadaan tempat suci umat Hindu di Bali. Sehingga kebersihan Pura sangat perlu diperhatikan untuk menjaga keasrian dan kenyamanan bagi para pengunjung.PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero)/ Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) melalui program Bina Lingkungan melihat hal tersebut sangat perlu perhatian pihak perusahaan terutama keberadaan tempat sampah di areal sekitar Pura tersebut agar tersedia fasilitas tempat membuang sampah bagi umat sehabis melaksanakan persembahyangan. Kebersihan Pura akan menambahkan kesan asri dan kesucian Pura itu sendiri akan terjaga.Suasana bersih dan asri tersebut akan membuat setiap pengunjung atau umat yang akan bersembahyang lebih khusuk dalam melakukan pemujaan di Pura tersebut. Bagi wisatawan asing tentunya juga semakin memikat hatinya untuk melihat keberadaan Pura sebagai tempat persembahyangan dengan nilai serta nuansa religius yang kental. Hal itu juga selama ini yang menjadi daya tarik wisatawan datang ke Bali karena kebudayaan dan banyak terdapat Pura yang sangat menarik perhatiannya mereka. Beberapa Pura yang akan diberikan tempat sampah adalah Pura Besakih, Pura Ulun Danu Batur, Pura Pulaki, Pura Rambut Siwi, Pura Pusering Jagat, Pura Puncak Mangu, Pura Luhur Batukau, Pura Tanah Lot, Pura Uluwatu, Pura Andakasa dan Pura Goa Lawah. Harapannya, tempat sampah tersebut dapat bermanfaat untuk menjaga kebersihan lingkungan Pura.
Desa Pinge yang berada di Kecamatan Marga Tabanan, Bali merupakan sebuah desa tradisional yang memiliki ciri khas pada bangunan rumah tradisional yang tertata rapi, bentangan persawahan dengan panorama indah, dan fasilitas penginapan untuk wisatawan yang ditunjukkan dengan dengan tersedianya rumah penduduk untuk disewakan sebagai penginapan atau homestay. Selain itu berbagai atraksi budaya tradisional masih terjaga dengan baik. Bangunan Pura tempo dulu yang masih tetap terjaga hingga hidangan kuliner tradisional khas Desa Pinge yang layak untuk dinikmati wisatawan yang berkunjung ke Pinge.Sejalan dengan potensi tersebut, PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero)/ Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) sejak Tahun 2016 telah memberikan bantuan kepada Desa Pinge dalam rangka menjadikan Desa Pinge sebagai Desa Wisata yang mandiri dan profesional berlandaskan pada konsep community based tourism. Selain itu, dalam rencana pengembangan Desa Wisata Pinge juga tidak lepas dari Konsep Tri Hita Karana dimana terciptanya keharmonisan antara hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia dan manusia dengan lingkungannya tetap menjadi pijakan dalam setiap nafas kegiatan pengembangannya. Tahun 2019, ITDC memberikan bantuan pelatihan peningkatan sumber daya manusia berupa pelatihan manajemen homestay dan tour guide.Selain itu bantuan fisik berupa penataan telajakan angkul-angkul rumah atau pintu depan rumah, pembuatan tiang kulkul (kentungan), penambahan lampu penerangan dan tempat sampah di bagian belakang pintu masuk. Harapan ITDC pada tahun 2021, Desa Wisata Pinge sudah bisa mandiri dan professional dalam menata serta mengatur desanya sebagai desa wisata unggulan yang berbeda dengan desa wisata lainnya di Bali. Segala bantuan yang diberikan ITDC tersebut merupakan upaya mendukung keberlangsungan Bali sebagai daerah yang sumber perekonomian masyarakatnya dari sektor Pariwisata. Nantinya desa ini diharapkan mampu memberikan manfaat ekonomi yang lebih bagi penduduk desanya. Hal ini juga sekaligus dapat meningkatkan citra atau nilai perusahaan yang mampu memberikan kontribusi berkelanjutan dalam kegiatan pengembangan pada suatu wilayah luar lingkungan unit usaha. (pkbl/ sulasa)