PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney sebagai Holding BUMN Pariwisata dan Pendukung bersama ITDC berkolaborasi menggelar InJourney Hospitality House. Program IHH Batch I digelar selama 3 (tiga) hari sejak Senin (24/7) dan berakhir pada (26/7) dengan diikuti oleh 55 orang pemuda dari 18 Desa di Kecamatan Pujut, Lombok Tengah, NTB. Melalui program ini, Injourney dapat mendorong peningkatan kualitas & kompetensi SDM bagi pelaku pariwisata serta masyarakat di 5 Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) secara langsung & berkelanjutan.Program IHH ini memberikan beragam materi yang relevan dengan citra pariwisata yakni hospitality, termasuk komunikasi efektif, grooming & greeting, sanitasi, kebersihan diri & lingkungan, serta pelayanan yang baik kepada konsumen dan wisatawan. Materi-materi ini dipilih dengan cermat untuk memastikan para peserta memiliki keterampilan yang diperlukan untuk memberikan pengalaman terbaik kepada tamu dan wisatawan yang datang ke KEK Mandalika. Pelatihan ini dibawakan oleh sosok inspiratif yang berasal dari masyarakat desa penyangga KEK Mandalika yaitu Sri Anom Putra Sanjaya, sebagai lulusan program Training on Trainer dari InJourney. Sri Anom Putra Sanjaya memiliki pengetahuan dan keahlian untuk mendukung para peserta dalam mencapai potensi terbaik mereka.Dengan pelatihan yang mendalam dan berkelanjutan, diharapkan program ini akan memberikan manfaat jangka panjang bagi pengembangan KEK Mandalika sebagai destinasi pariwisata dan pemberdayaan masyarakat lokal.
ITDC kembali menggelar kegiatan melawan stunting melalui program Dapur Sehat Atasi Stunting atau DASHAT. Dapur Sehat Atasi Stunting/DASHAT ini adalah salah satu program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) ITDC yang berfokus pada kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam upaya pemenuhan gizi seimbang bagi keluarga berisiko stunting di Desa Penyangga The Mandalika, Dusun Sunggung, Desa Mertak, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah.Optimalisasi bahan pangan lokal disarankan kepada para Ibu untuk dapat menyediakan pangan sehat dan padat gizi, serta mengolah dan memberikan makanan tambahan bernutrisi seimbang bagi balita dan anak yang memiliki risiko stunting. Selain itu juga diharapkan dapat memberdayakan ekonomi masyarakat dengan pengelolaan pangan lokal, memberikan keterampilan bagi ibu atau kelompok usaha keluarga untuk memproduksi pangan sehat sehingga pencegahan dan peningkatan penanganan stunting dapat terpenuhi. Kegiatan ini dibawakan oleh Tim Penyuluh Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan didampingi oleh Kumpulan Insan Perempuan (KIRANA) ITDC di The Mandalika, dan diikuti oleh Ibu-ibu yang anak-anaknya masuk dalam kategori underweight dan rawan stunting di Dusun Sunggung, Desa Mertak.Kegiatan program DASHAT diramaikan dengan sejumlah agenda seperti demo masak, dan pengolahan makanan untuk balita anak. Selain itu para ibu-ibu juga mendapatkan penjelasan gizi seimbang yang diolah dari berbagai bahan pangan lokal, dan ditutup dengan sharing session mengenai pola asuh anak (parenting) oleh KIRANA ITDC.Salah satu peserta, Ibu Dewi Sri Hartini dari Desa Mertak juga mengaku merasa sangat terbantu dengan adanya program DASHAT ini. Sebagai lulusan Sekolah Dasar (SD), Dewi yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga merasa memiliki keterbatasan terkait urusan memasak untuk anak-anaknya.
PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero)/Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) menyalurkan bantuan untuk pembangunan sarana prasarana dan kegiatan keagamaan kepada tiga desa adat yang berada di lingkungan Kelurahan Benoa yaitu Desa Peminge, Desa Kampial, dan Desa Bualu. Penyerahan dilakukan oleh General Manager The Nusa Dua didampingi TJSL Manager kepada tiga Bendesa Adat Desa Penyangga The Nusa Dua yang disaksikan oleh Lurah Benoa serta Ketua LPM Kelurahan Benoa di Wantilan ITDC, Kawasan The Nusa Dua, pada Kamis, 2 Februari 2023.Penyaluran bantuan ini diberikan kepada desa adat penyangga yang selalu mendukung kebijakan serta operasional kawasan The Nusa Dua, agar dapat dimanfaatkan bagi operasional desa penyangga, baik untuk penyediaan sarana ibadah, upacara keagamaan hingga pengembangan pendidikan dan keterampilan masyarakat desa penyangga yang memberikan dampak multiplier effect. ITDC berharap kolaborasi dengan desa penyangga terus berlanjut di masa yang akan datang dengan program-program positif lainnya guna mewujudkan kawasan The Nusa Dua sebagai kawasan pariwisata yang menerapkan prinsip pariwisata berkelanjutan.
ITDC menggandeng Tim Matching Fund Universitas Mataram (Unram) memberikan pelatihan mengolah dan mengemas produk hasil kebun kepada masyarakat di Dusun Ngolang yang merupakan masyarakat relokasi di HPL 94 milik ITDC yang telah berpindah ke Dusun Ngolang, Desa Kuta, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB). Pelatihan ini telah berlangsung sejak Oktober 2022 di Dusun Ngolang dan diikuti oleh 20 orang kelompok wanita dengan aktivitas keseharian sebagai ibu rumah tangga. Hasil kebun yang diolah diantaranya sayur pare, selada, buah tomat, pepaya, anggur dan pisang, serta cabe dan jahe. Sayur pare, selada dan buah pisang diolah menjadi keripik, tomat diolah menjadi manisan tomat, buah pepaya dan anggur diolah menjadi selai, cabai diolah menjadi produk sambal, dan jahe diolah menjadi bubuk jahe.
Trichoderma adalah jenis jamur yang diketahui dapat membunuh jamur lain dengan cara menempel pada badan jamur lain. Dengan memanfaatkan spore Trichoderma, petani tidak perlu menggunakan fungisida kimia, yang dapat meninggalkan residu bahan kimia, dalam mengendalikan penyakit tana-man, sehingga hasil pertanian yang didapatkan jauh lebih sehat.ITDC melalui progam peningkatan kapastias usaha (capacity building) menggelar pelatihan bagi mitra binaan ITDC klaster pertanian di Bali, ber-tempat di Aula Kantor Koperasi Surya Dana, Kabupaten Tabanan pada Jumat, 24 Juni 2022Kegiatan pelatihan diikuti oleh 20 peserta dari Kelompok Petani Cengkeh “Surya Dana” dan Kelompok Petani Vanili “Nusantara” yang merupakan mitra binaan ITDC sejak tahun 2020, menghadirkan nara-sumber dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Provinsi Bali. Mengusung topik “Pemanfaatan Trichoderma Sebagai Agen Pengendali Hayati Pada Tanaman Cengkeh dan Vanili”, pelatihan bertujuan untuk menambah pengetahuan petani dalam pengembangan budidaya cengkeh dan vanili dengan memanfaatkan Tricodherma sebagai cara alami untuk mengatasi penyakit tanaman.Dalam pelatihan ini, peserta diperkenalkan dengan peralatan dan bahan pembuatan aktivasi Tricho-derma, praktek aplikasi Trichoderma sebagai pengendali hayati dan organisme pengurai, serta aplikasi Trichoderma sebagai biofertilizer pada media tanam bibit vanili serta cengkeh.
Bagi pecinta kopi pasti sudah tidak asing lagi dengan minuman yang memiliki aroma dan rasa yang khas ini, terdapat dua spesies pohon kopi yang dikenal secara umum yaitu Kopi Robusta (Coffea canephora) dan Kopi Arabika (Coffea arabica). Minuman yang berasal dari seduhan biji dengan proses yang sangat panjang hingga dapat menghasilkan rasa minuman yang nikmat merupakan kerja keras serta usaha dari petani kita, dimana terdapat berbagai proses penting dalam produksi biji kopi hingga menjadi minuman yang enak dan dapat dinikmati setiap orang.ITDC melalui progam peningkatan kapastias usaha (capacity building) mengadakan pelatihan Pengenalan Teknik & Proses Sangrai Kopi untuk Klaster Petani Kopi Partha Manuggal. Kelompok petani kopi yang berasal dari Desa Belatungan, Tabanan – Bali ini merupakan mitra binaan ITDC sejak tahun 2020. Sepuluh orang anggota kelompok mendapatkan materi dan bimbingan terkait pentingnya teknik dan proses sangrai untuk menghasilkan kopi yang berkualitas. Roasting Kopi merupakan proses sangrai atau pemanggangan green coffee beans bіjі kopi mеntаh yang bertujuan untuk meningkatkan serta mengeluarkan aroma dan juga citarasa dari kopi. Dengan dilaksanakan program capacity bulding kepada mitra binaan ITDC ini, diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan baru dalam proses produksi untuk menghasilkan cita rasa kopi yang baik sehingga menjadi nilai tambah terhadap produk yang dihasilkan dan memberikan dampak positif berupa peningkatan pendapatan pada usaha kelompok tani kedepannya.
Jeruk sebagai buah yang paling mudah ditemukan dan tidak bergantung pada musim, selain dapat dikonsumsi secara langsung,juga dapat diolah menjadi aneka jenis minuman dan makanan, Sebagian masyarakat yang biasanya memanfaatkan buah jeruk untuk dijadikan minuman, buah jeruk juga dapat dimanfaatkantermasuk menjadi bahan dasar pembuatan aneka olahan kue. Guna meningkatkan nilai tambah produk pertanian lokal khususnya buah jeruk, ITDC menyelenggarakan pelatihan capacity building untuk mitra binaan Petani Jeruk Desa Katung. Petani jeruk dari Desa Katung, Kintamani, Bangli – Bali dilatih secara langsung oleh Chef Apri Irawan dari Bali Pastry College (BPC) untuk membuat aneka olahan kue yang berbahan dasar buah jeruk. Selain untuk meningkatkan keterampilan dan kreativitas para petani, pelatihan ini juga bertujuan untuk mengantisipasi anjloknya harga jeruk pada saat panen raya, sehingga para petani dapat menciptakan produk turunan buah jeruk yang memiliki nilai jual lebih tinggi. Diharapkan dariMelalui pelatihan ini, diharapkan para peserta dapat mempratekkan secara langsung ilmu yang didapat sehingga dapat mendorong keberlangsungan dan kesejahteraan para petani semakin baik kedepannya. (pkbl/ms)
Budidaya kopi saat ini menjadi bisnis yang menjanjikan seiring dengan meningkatnya pertumbuhan kedai kopi di Bali. Hampir diseluruh mal, tempat wisata bahkan hingga ke gang-gang sempit dapat dijumpai kedai yang menawarkan beragam jenis olahan kopi. Tak hanya sebagai penghilang rasa kantuk, kopi juga menjadi lifestyle kaum milenial saat ini. Guna mendukung kebutuhan akan kopi berkualitas, ITDC melalui progam peningkatan kapastias usaha (capacity building) mengadakan pelatihan Basic Roasting dan Coffee Blend bagi kelompok petani kopi Tugu Sari Desa Pajahan. Kelompok petani kopi yang berasal dari Desa Pajahan, Pupuan, Tabanan – Bali ini merupakan mitra binaan ITDC yang baru memulai pengembangan budidaya kopi. Sebanyak tujuh peserta diberikan ilmu dan bimbingan terkait proses penting dalam membuat produk kopi unggulan yaitu proses basic roasting dan coffee blend. Basic Roasting adalah proses mengeluarkan air dalam kopi, mengeringkan dan mengembangkan bijinya, mengurangi beratnya sehingga memberikan aroma pada kopi. Sedangkan Coffee Blend merupakan proses mengkombinasikan antara beberapa tipe biji kopi untuk menambah cita rasa. Coffee blend bertujuan untuk menghasilkan rasa yang seimbang dan disukai oleh konsumen. Melalui pelatihan mengenai proses basic roasting dan coffee blend ini, diharapkan produk kopi yang dihasilkan kelompok Petani Tugu Sari dapat ditingkatkan kualitaskan sehingga dapat dipasarkan di kedai kopi, hotel maupun restoran yang ada di Bali. (PKBL/MWK/MS)
Sejak pandemi COVID-19 melanda, sektor pariwisata mengalami dampak serius akibat pembatasan aktivitas wisatawan yang mempengaruhi seluruh aktivitas perekonomian. Penerapan peraturan protokol kesehatan yang ketat, seperti larangan wisatawan mancanegara untuk berkunjung ke Indonesia berimbas pada penurunan penjualan produk kerajinan para pelaku usaha kecil termasuk di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat. Oleh karenanya untuk meningkatkan penjualan serta pemasaran produk kerajinan kelompok usaha kecil di NTB, ITDC bersinergi dengan PT Permodalan Nasional Madani (Persero)/PNM menyelenggarakan pelatihan “Memaksimalkan Pemasaran Produk Melalui Website dan Google Bisnisku”. Adapun peserta pelatihan tersebut adalah mitra binaan ITDC yang terdiri dari Kelompok Wanita Tani (KWT) Kaki Rinjani Sejahtera Kopi Telapen, Kelompok Kerajinan Bambu Purnama dan Kelompok Tenun Dharma Setya Artshop. Bertempat di Dharma Setya Art & Gallery, Desa Sukarara, Puyung, Lombok Tengah, Konsultan Pusat Layanan Usaha Terpadu untuk Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (PLUT KUKM) Provinsi NTB Mashur, S. Kom., sebagai narasumber memberikan pengetahuan tentang cara memasarkan produk melalui website atau social media serta cara melakukan penjualan secara online kepada konsumen yang ada di luar kota bahkan di luar Indonesia.Melalui pelatihan ini, diharapkan para peserta tersebut dapat memanfaatkan media digital seperti website atau social media untuk memasarkan dan menjual produk sehingga dapat meningkatkan omset pendapatan di tengah pandemi COVID-19. (pkbl/sm/ms)
PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), BUMN pengembang dan pengelola KEK Pariwisata Mandalika atau The Mandalika, mengajak masyarakat untuk mengelola sampah menjadi barang yang lebih bermanfaat dalam kehidupan serhari-hari. Melalui Program Bina Lingkungan, ITDC mengadakan Program Pelatihan, Pembinaan, dan Pendampingan mengenai Bank Sampah serta cara pengelolaan sampah di kawasan pariwisata the Mandalika, bagi pedagang dan warga yang berada di Pantai Tanjung Aan - the Mandalika, Lombok NTB. Program ini diselenggarakan bekerja sama dengan Bank Sampah NTB Mandiri berlangsung selama tiga hari, yaitu pada 27 Februari – 1 Maret 2019, bertempat di kantor ITDC Mandalika.Dalam pelatihan ini peserta diajarkan mengenai pemilahan sampah organik dan anorganik, pemanfaatan sampah organik menjadi kompos, pemanfaatan sampah anorganik menjadi barang kerajinan,praktik pembuatan kompos dengan metode Takakura dan penggunaan tabung komposter, serta manfaat pembentukan Bank Sampah. Pelatihan diikuti oleh 25 orang yang merupakan warga Tanjung Aan dan sekitarnya hingga Dusun Gerupuk, terdiri dari berbagai unsur seperti Kepala Dusun, Pedagang, Pemuda, dan Ibu Rumah Tangga. Disamping mengikuti pelatihan, masyarakat akan didampingi selama 14 hari oleh tim Bank Sampah NTB dan ITDC untuk mencapai tujuan akhir yakni terbentuknya Bank Sampah untuk warga di Tanjung Aan hingga Dusun Gerupuk yang nantinya akan dikelola oleh masyarakat itu sendiri.Program pelatihan dan pembentukan Bank Sampah berbasis masyarakat ini merupakan salah satu upaya dalam mengubah paradigma masyarakat di sekitar kawasan the Mandalika, khususnya di kawasan Tanjung Aan, mengenai sampah. ITDC berharap masyarakat dapat melihat sampah sebagai barang yang memiliki nilai untuk bisa dimanfaatkan kembali, sehingga terdorong untuk mengolahnya menjadi barang bernilai ekonomis yang memiliki potensi untuk memberikan penghasilan tambahan. Disamping itu, dengan mengikuti kegiatan ini, masyarakat dapat memberikan kontribusinya dalam mengurangi jumlah sampah yang berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). (pkbl/sagung)